Jumat, 24 Juni 2011

Masalah Yen Pada Volatilitas, Bukan Levelnya

Headline
INILAH.COM, Jepang - Kepala eksekutif Nissan Motor Co mengatakan Jumat (2/6) bahwa masalah yen bukan terletak pada level saat ini, tetapi volatilitasnya.

Hal ini menunjukkan betapa sulitnya menyesuaikan dengan cepat upaya memenuhi perubahan nilai mata uang terhadap dolar. "Ini bukan masalah nilai tukar itu sendiri. Volatilitas nilai tukar, ini adalah masalah," kata CEO Nissan Carlos Ghosn.

Para eksekutif puncak mengatakan Nissan, produsen mobil kedua terbesar Jepang dari volume, akan mempertahankan tingkat produksi satu juta kendaraan per tahun di Jepang. Meskipun penguatan yen telah membuat kendaraan buatan Jepang kurang kompetitif dan mengurangi keuntungan yang diperoleh luar negeri saat dipulangkan.

"Jika Anda mempersiapkan dalam organisasi untuk 80 yen terhadap dolar, itu cukup baik," katanya.

Menurutnya, bisnis kendaraan listrik Nissan akan menjadi sumber inti keuntungan selama beberapa tahun ke depan. "Dalam waktu 3 tahun, Anda akan melihat ini akan menjadi salah satu produk yang paling menguntungkan dan investasi Nissan telah dibuat," katanya.

Berdasarkan rencana bisnis baru, Nissan bertujuan memimpin merek Asia di Eropa.

Ghosn, yang juga kepala eksekutif Renault, mitra Nissan, mengatakan bahwa aliansi antara pembuat mobil Jepang dan Prancis akan terus bekerja sama dengan menjaga identitas masing-masing. Namun ia menambahkan ingin lebih banyak karyawan non-Prancis di Renault untuk menjadi perusahaan yang lebih multi-budaya seperti yang diinginkan Nissan.

Para eksekutif puncak mengatakan, Ghosn akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam meningkatkan bisnis Renault. Saat ini, ia menghabiskan sepertiga waktunya di Jepang, Perancis dan negara-negara berkembang.

Namun, ia berjanji untuk tetap terlibat dengan jumlah waktu yang sama di Jepang. Seorang eksekutif mengatakan ia akan menghabiskan lebih banyak waktu di Paris, dan mengorbankan negara berkembang. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar