INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham domestik Kamis (25/8) diperkirakan volatile. Investor jangka panjang bisa akumulasi saham unggulan yang fokus pada pasar domestik.
Felix Sindhunata, analis dari Henan Putihrai Securities mengatakan, prediksi kenaikan market agak spekulatif hari ini. Terutama karena ekspektasi yang terlalu tinggi akan gebrakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada Jumat malam. “Keyakinan pasar akan adanya QE3 semakin tinggi karena data-data ekonomi AS yang keluar masih buruk,” ujarnya kepada INILAH.COM.
Menurutnya, apresiasi harga saham akan berlangsung singkat. Pasar keuangan masih akan bergerak volatile dan didominasiketidakpastian. Terlihat dari terus membubungnya harga emas serta yield US treasury yang terus menurun. “Emas dan US treasury menjadi safe haven,”katanya.
Adanya penguatan akan dimanfaatkan investor domestik di Indonesia untuk merealisasikan keuntungan dan bertahan dalam posisi cash jelang libur panjang Lebaran.
Sementara untuk investor yang lebih panjang time horisonnya, disarankan untuk akumulasi di saham-saham blue chip yang berorientasi pada pasar domestik. Pilihannya adalah saham perbankan Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Selain satu saham konsumer, yakni Indofood Sukses Makmur INDF), "Rekomendasi beli untuk emiten-emiten ini,”ucapnya.
Pada perdagangan Rabu (24/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 33,44 poin (0,86%) ke level 3.847,02, dengan intraday terendah di 3.840,48 dan tertinggi di 3.906,49. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi yang mencapai 7,3 miliar lembar, senilai Rp 4,7 triliun dan frekuensi 135.282 kali.
Sebanyak 65 saham naik, 153 saham turun dan 82 saham stagnan. Keluarnya dana asing mendukung koreksi bursa, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) mencapai Rp484 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp1,561 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,077 triliun. [mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar