Kamis, 25 Agustus 2011

Koreksi Saham Tambang 'Geser' IHSG ke Zona Merah

Jakarta - Aksi ambil untung di saham-saham tambang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 2 poin setelah melewati perdagangan yang berfluktuasi. Indeks ketinggalan reli bursa-bursa Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.590 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.550 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melaju 20,469 poin (0,53%) ke level 3.867,489. Membaiknya sektor perdagangan AS memberikan harapan ekonomi global tidak akan jatuh ke masa resesi.

Sesaat setelah pembukaan, indeks langsung melesat ke posisi tertingginya hari ini di level 3.886,170. Namun, setelah posisi puncaknya itu indeks langsung meluncur akibat aksi ambil untung, hampir saja IHSG kembali jatuh di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik tipis 8,302 poin (0,21%) ke level 3.855,322. Indeks masih terbantu sinyal positif dari bursa-bursa regional.

Sayangnya, aksi ambil untung pun mulai terjadi di saham-saham unggulan sehingga indeks sempat jatuh ke zona merah dengan posisi terendahnya hari ini di 3.845,391. Indeks pun kembali berfluktuasi.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (25/8/2011), IHSG ditutup menipis 2,643 poin (0,07%) ke level 3.844,377. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun tipis 1,962 poin (0,29%) ke level 676,403.

Tekanan aksi jual di penghujung penutupan perdagangan memaksa IHSG terkoreksi. Saham-saham tambang yang pagi tadi menguat kini terkena profit taking.

Aksi beli terhadap saham-saham berbasis properti dan perkebunan tak mampu mengembalikan indeks ke jalur hijau dan harus puas terkena koreksi tipis. Jumlah sektor yang menguat dan melemah seimbang, lima lawan lima.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 91.531 kali pada volume 5,998 miliar lembar saham senilai Rp 4,218 triliun. Sebanyak 118 saham naik, sisanya 102 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi ambil untung seperti beberapa hari sebelumnya, transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 317,957 miliar di seluruh pasar.

Bursa-bursa di Asia semakin mantap melaju di zona hijau, dipimpin oleh bursa saham China yang melesat hingga lebih dari dua persen. Kekhawatiran investor akan masuknya dunia ke masa resesi mulai berkurang dengan adanya sinyal positif dari data perdagangan AS.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melompat 74,17 poin (2,92%) ke level 2.615,26. Â
  • Indeks Hang Seng menanjak 285,69 poin (1,47%) ke level 19.752,48.
  • Indeks Nikkei 225 melesat 132,75 poin (1,54%) ke level 8.772,36. Â
  • Indeks Straits Times melonjak 46,42 poin (1,71%) ke level 2.766,32.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Chandra Asri (TPIA) naik Rp 300 ke Rp 3.600, Adira Finance (ADMF) naik Rp 250 ke Rp 11.250, Astra Internasional (ASII) naik Rp 250 ke Rp 67.400, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 200 ke Rp 21.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Century Textille (CNTX) turun Rp 1.000 ke Rp 5.550, Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 500 ke Rp 126.000, Unilever (UNVR) turun Rp 300 ke Rp 16.150, dan Indofood (INDF) turun Rp 250 ke Rp 6.200.
(ang/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar