Kamis, 25 Agustus 2011

Tips Bijak Main Saham Jelang Lebaran

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Memilih dan memilah saham-saham yang sudah turun tajam dan berfundamental kuat dinilai sebagi langkah bijak bermain saham jelang libur Lebaran. Inilah saham-saham pilihannya.

Pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia Aji Martono mengatakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) kemarin luar biasa fluktuatif. Sebab, terpengaruh oleh pergerakan bursa regional dan Dow Jones. Memang kemarin malam, Dow Jones mengalami kenaikan.

Tapi, setelah Jepang di-down grade oleh Moody’s Investor Service ke level Aa3, market jadi wait and see sehingga berujung pada pelemahan IHSG. “Tapi, saya melihat, pergerakan saham di lantai bursa Indonesia tetap menarik. Sebab, sektor saham selalu bergantian untuk menempati posisinya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (24/8).

Pada perdagangan Rabu (24/8), IHSG ^JKSE ditutup melemah 33,44 poin (0,86%) ke level 3.847,02, dengan intraday terendah di 3.840,48 dan tertinggi di 3.906,49. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,63 poin (1,11%) ke level 678,36.

Menurutnya, saham-saham yang belum mengalami kenaikan signifikan, sementara fundamental emiten sangat positif, akhirnya mendapat giliran untuk naik. Karena itu, sektor properti mendapat giliran untuk naik kemarin meski tidak signifikan. Tapi, paling tidak menopang laju market untuk tidak turun lebih dalam. “Meskipun, pergerakan saham ASII (PT Astra Internasional) dominan mengontrol pergerakan IHSG,” ujarnya.

Lebih jauh dia menegaskan, berinvestasi secara bijak adalah memilah dan memilih saham mana yang sudah turun cukup dalam dan secara fundamental emiten cukup kuat. “Karena itu, jika terjadi penurunan yang tajam di bursa regional AS dan Eropa, saat libur idul fitri, tidak akan mengguncang saham yang sudah kita beli sebelum lebaran,” paparnya.

Sebaliknya, bila saham yang dibeli cukup fluktuatif dan sudah mengalami kenaikan yang signifikan kemudian berharap saham tersebut masih naik, tinggal berharap tidak terjadi apa-apa pada bursa regional sehingga saham tersebut masih terus naik. “Jika regional turun, tinggal menanggung risikonya,” ucapnya.

Dalam situasi ini, Aji merekomendasikan positif saham-saham yang sudah mengalami penurunan tajam dan sudah berada di area support-nya. Karena alasannya itu, investor tidak perlu was-was bermain saham tersebut dalam dua hari jelang lebaran baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Salah satu saham bluechips yang kemarin mengalami penurunan tajam dan cukup menarik adalah saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Secara teknikal, baik penguatan maupun penurunan masih imbang sehingga bisa mencapai level psikologis Rp7.000. “Level ini sangat mungkin dicapai setelah ditutup di level Rp6450,” ujarnya.

Lalu, di sektor properti, ada beberapa saham yang mengalami penguatan yang didominasi oleh penguatan PT Sentul City (BKSL) seiring kinerja keuangan emiten 6 bulan pertama 2011 cukup bagus.

Aji juga melihat pergerakan yang positif pada saham PT Surya Semesta Internusa (SSIA), PT Modernland Realty (MDLN) dan PT Intiland Development (DILD), PT Bumi Serpong Damai (BSDE) yang cukup dominan dari sisi volume perdagangannya. “Untuk sektor properti, pasar bisa melakukan short trading di saham BKSL dan BSDE,” ucapnya.

Di sektor pertambangan, investor bisa tertarik pada saham PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), PT International Nickel Indonesia (INCO) dan PT Bumi Resources (BUMI). “Saham-saham ini cukup menarik baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tarding buy di saham-saham tersebut,” tuturnya.

Sementara itu, di sektor perbankan, ada tiga yang menarik, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Jabar Banten (BJBR). “BBRI dan BBNI menarik untuk middle and long term dengan harga saat ini. Sementara untuk BJBR untuk long term investment hingga akhir tahun. Inilah tiga sektor yang bisa dilirik investor untuk Kamis (25/8) ini,” paparnya.

Lalu, saham PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), menarik beli di level support. Secara tekniakl, saham ini potensial bertenger di atas Rp3.000-an. “Jika mengalami penurunan, buy position pada saham ini di level Rp2.800,” imbuh Aji.

Begitu juga dengan saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang secara teknikal sudah mengalami penurunan cukup dalam ke level Rp3.100. “Saham ini sudah layak diakumulasi beli untuk jangka pendek, menengah maupun panjang,” ucap Aji.

Kalaupun, saham-saham tersebut mengalami koreksi lanjutan, justru semakin menarik karena bisa mendapatkan harga murah. Koreksi itu bisa saja terjadi karena dipicu oleh faktor regional dan persiapan sebagian investor jelang Lebaran dengan melakukan aksi jual sehingga merasa aman untuk menjalankan mudiknya.

Tapi, menurut Aji, fund manager seharusnya tidak larut dalam mudik. Karena itu, koreksi ini menjadi saat tepat untuk belanja saham. Apalagi, bagi investor yang tidak mudik dan mempunyai dana THR yang cukup likuid. “Mereka lebih baik memilih dan memilah saham mumpung IHSG masih berada di level support-nya,” ucapnya.

Jadi, pada saat investor lain kembali dari mudiknya, mereka baru beli saham sementara dia bisa jual. IHSG sendiri memiliki resistance 3.920 dan 3.815 sebagai level support dalam dua hari terakhir perdagangan jelang lebaran. “Seperti kemarin, IHSG cenderung fluktuatif. Tapi, saya tetap yakin, trader bisa mendapatkan gain yang lumayan dalam perdagangan dua hari terakhir ini,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar