Kamis, 25 Agustus 2011

Libur Lebaran & Pidato Bernanke Picu Profit Taking

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah melemah tajam setelah IHSG gagal bertahan di zona hijau. Pasar melakukan profit taking dan penyesuaian posisi trading jelang libur lebaran dan pidato Gubernur The Fed besok.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, secara umum, pelemahan rupiah hari ini lebih dipicu oleh profit taking jelang libur panjang Lebaran 2011 pada pekan depan. Di sisi lain, pasar juga juga melakukan penyesuaian posisi trading jelang pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke pada simposium di Jackson Hole, Jumat (26/8).

Menurutnya, pasar baru akan mengetahuinya pidator tersebut pada Jumat (26/8) malam WIB dan pasar Indonesia libur panjang pekan depan. Karena itu, sebagian besar investor, tidak ingin mengambil risiko terlampau banyak dengan cara mengurangi posisi.

"Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.580 dan 8.550 sebagai level terkuatnya dari posisi pembukaan di level yang sama,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (25/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (25/8) ditutup melemah 27 poin (0,31%) ke level 8.575/8.585 per dolar AS dari posisi kemarin 8.548/8.555.

Pada saat yang sama, lanjut Firman, investor asing melikuidasi obligasi Indonesia dan IHSG juga melemah tipis. Hanya saja, pelemahan rupiah tidak terlalu jauh karena ada intervensi di pasar oleh Bank Indonesia. "Berdasarkan Dow Jones Newswire yang mengutip beberapa pernyataan tiga dealer bank di Indonesia, BI melepas US$200 juta dolar AS hari ini," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS melemah ke level 73,978 dari sebelumnya 74,012. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4430 dari sebelumnya US$1,4412 per euro," imbuh Firman.

Dari bursa saham, Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, signal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) dari bursa regional cukup positif. Sebab, indeks Hangseng bisa ditutup di atas resisten pertama 19.600. “Sebenarnya sama saja, candlestick-nya kecil. Orang terlihat masih malas untuk bergerak,” ujarnya.

Kondisi IHSG juga sama, positif. Tapi kelihatan sekali kalau pasar malas positioning. “Orang males ngambil risiko. Karena itu, IHSG ditutup melemah tipis 2,64 poin (0,07%) ke level 3.844,377. Angka ini masih di bawah kisaran resistance 3.875 – 3.925. IHSG gagal ditutup naik, karena tidak ada signal positifnya,” papar Satrio.

Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali ikut menunggu juga. “Kalau mau positioning pelan-pelan saja. Semua orang sepertinya masih berhati-hati dalam menyikapi liburan, dan juga mensikapi pengumuman yang akan dilakukan Bernanke pada hari Jumat besok,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar