Jumat, 09 September 2011

Krisis AS-Eropa Justru Turunkan Risiko Bubble IHSG

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Krisis keuangan yang terjadi di AS dan Eropa justru menurunkan risiko bubble di pasar saham Indonesia (IHSG).

Demikian diutarakan Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan ketika berbincang dengan INILAH.COM, Kamis (8/9). Menurutnya, indeks IHSG mengalami penurunan seiring krisis di dua kawasan tersebut.

"IHSG kan anjlok. Kekhawatiran investor global atas melambannya ekonomi Amerika dan Eropa otomatis memicu anjloknya bursa saham global. Dengan anjlonya bursa saham global otomatis risiko bubble mengecil dong," jelasnya.

Secara umum, lanjutnya dampak krisis AS-Eropa terhadap perekonomian Indonesia lebih berpengaruh ke pasar finansial. Pasalnya, krisis di Amerika Serikat membawa kekhatiran di kalangan investor saham.

"Dan bukan hanya masalah ekonomi Amerika tapi juga masalah ekonomi Eropa. Cuman kalau kita melihat tingkat keparahan ekonomi Amerika tahun ini dibanding tahun 2009 jauh ya," urainya.

Dijelaskan Fauzi, tahun ini ekonomi Amerika masih tumbuh. Walaupun tidak lebih dari 2% hampir 1,8%-an. Sementara tahun 2009 ekonominya kontraksi, resesi. Tahun 2009 ekonomi dunia juga kontraksi.

"Sementara tahun ini pertumbuhan ekonomi dunia masih positif walaupun di bawah 4% antara 3,5%-4%. Jadi, kekhawatirannya lebih kepada pasar finansial yang memang panik," tuturnya

Dampaknya ke Indonesia kembali lagi lebih ke bursa saham. "Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia kita perkirakan 6% tahun ini naik dari 6% tahun lalu," ucapnya.

Dengan adanya krisis AS-Eropa juga membuat aliran capital inflow (dana asing masuk) ke Indonesia makin deras. "Tentunya dengan kekhawatiran ini bisa saja ada pengurangan capital inflow. Buktinya selama ini capital inflow masih masuk ke Indonesia makannya cadangan devisanya naik terus kan," jelasnya. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar