Jumat, 09 September 2011

Sepanjang sepekan, mata uang Asia melemah

Sepanjang sepekan, mata uang Asia melemah
SEOUL. Mata uang Asia melemah sepanjang pekan ini. Sebagai bukti, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan sepuluh mata uang Asia teraktif (selain Jepang), turun 0,5% dalam lima hari terakhir. Ini merupakan penurunan terbesar dalam sepekan sejak minggu yang berakhir 5 Agustus lalu. Won Korea Selatan dan dollar Singapura menjadi dua mata uang Asia yang melemah paling besar.

Pada pukul 12.30 waktu Seoul, berdasarkan data Bloomberg, pasangan (pair) dollar AS dan won (USD/KRW) berada di angka 1.074,63. Berarti, sepanjang pekan ini won sudah melemah sebesar 1,1%. Pelemahan juga terjadi pada pair dollar AS dan dollar Singapura (USD/SGD) ke posisi S$ 1,2147, atau melemah 0,9%. Sedangkan pair dollar AS dan peso (USD/PHP) melemah ke posisi 42,485 atau keok 0,8%.

Pelemahan mata uang Asia pekan ini dipicu oleh kecemasan investor akan tersendatnya pemulihan ekonomi AS serta krisis utang Eropa. Alhasil, mereka lebih memilih untuk memburu aset-aset yang lebih aman ketimbang aset emerging market.

"Data tenaga kerja AS sangat lemah. Pelaku pasar memilih menunggu apakah the Fed akan menggelontorkan stimulus moneter nantinya," jelas Nick Verdi, currency strategist Barclays Capital.

Sementara itu, mata uang Asia hari ini berkecenderungan bergerak stagnan hingga menguat. Menurut Mika Martumpal, analis valas Bank Commonwealth, pernyataan Presiden Barack Obama yang berencana menyuntikkan dana senilai US$ 447 miliar ke dalam sistem perekonomian menjadi sentimen positif bagi pasar.

"Stimulus fiskal yang diajukan Obama lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebelumnya yang hanya sebesar US$ 300 miliar. Hal ini mendongkrak optimisme investasi global secara keseluruhan," jelas Mika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar