Kamis, 14 Juli 2011

Dana Mahal Naik, SBDK MEGA Ikut Naik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Mega Tbk mengungkapkan, terjadi kenaikan suku bunga dasar kredit yang dipicu oleh adanya peningkatan dana mahal (deposito).

"Itu naik sedikit karena cost of fund (biaya dana) naik, itu saja. Kalau tadinya banyak saving atau casa (current account and saving account/giro dan tabungan) terus sekarang depositonya kan naik," ujar Direktur Utama Bank Mega, J.B. Kendarto di Jakarta, Kamis (14/7).

Ia melanjutkan, posisi deposito Bank Mega saat ini naik dari sebelumnya sebesar 45% dari DPK menjadi 52%. Sementara sisanya berupa dana murah turun dari 55% menjadi 48%. "Kemarin kan 45-55 sekarang 52-48 jadi kan naik dikit. Semester satu itu DPK Rp39 triliun (unaudit)," ujarnya.

Kendati demikian, ia menegaskan, tidak ada kenaikan suku bunga deposito pada perseroan yang dipimpinnya yaitu tetap berada pada level 7,25%. "Kita bunga deposito ngga naik, karena kita kan bank yang ikut perjanjian 15 bank besar yang nggak boleh naikin," tuturnya.

Sebagai informasi, berdasar informasi yang dikutip dari situs resmi Bank Mega, posisi SBDK korporasi adalah sebesar 11,75%, ritel sebesar 17,75%, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dipatok 12,5%, dan non KPR sebesar 12,75%.

Hingga akhir semester I-2011, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp31 triliun. Data ini belum melalui proses audit (unauditted). "Sampai akhir semester satu 2011, Bank Mega mencatat kucuran kredit mencapai Rp31 triliun, meningkat sekitar 20 persen dibandingkan posisi semester satu 2010," pungkasnya. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar