Kamis, 14 Juli 2011

Emas Berpeluang Menuju US$1.600

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Harga emas diprediksi segera mencapai level US$1.600 per troy ounce. Krisis utang Eropa dan besarnya peluang stimulus moneter AS jadi katalisnya. Setiap terjadi koreksi menjadi momentum beli.

Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, harga emas mencapai rekor tertinggi dalam sejarah ke level US$1,589,60 pada Kamis (14/7). Kenaikan tersebut menurutnya, dipicu dua faktor yakni krisis utang Eropa dan stimulus moneter AS.

Dari Eropa, lanjut Ariston, pasar masih mengkhawatirkan penyebaran krisis ke Italia dan Spanyol. Apalagi, belakangan banyak isu downgrade. “Terakhir Moody’s Investor Service menetapkan status 'junk' (sampah) pada rating obligasi Irlandia,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (14/7).

Perkembangan berikutnya, pasar masih menunggu hasil stress test perbankan Uni Eropa pada Jumat (15/7) malam. “Diperkirakan, kalaupun ada perbankan yang tidak lulus stress test itu, kemungkinan akan dibantu,” imbuh Ariston.

Di sisi lain, penguatan harga emas juga didukung oleh Gubernur Bank Sentral AS The Fed Ben Bernanke yang menyatakan dalam testimoninya di hadapan Senat dan Kongres AS soal kemungkinan stimulus tambahan bagi perekonomian AS. “Hal itu akan dilakukan AS jika pertumbuhan AS masih terpuruk terutama dalam pertumbuhan lapangan pekerjaan,” paparnya.

Karena itu, menurut Ariston, ada kemungkinan dilakukan Quantitative Easing (QE) tahap ketiga. Hanya saja, berapa jumlahnya belum pasti. “Kondisi ini, memperlemah dolar AS dan otomatis dengan sendirinya memperkuat harga emas karena emas berada dalam denominasi dolar AS,” ucapnya.

Pada saat yang sama, ditegaskan Ariston, masih sengitnya negosiasi batas atas utang AS antara Pemerintahan Obama dengan Kongres, juga turut memperlemah dolar AS. Sebab, berbagai lembaga pemeringkat sudah memberikan warning down grade atas surat utang AS. “Jilka hingga 2 Agustus belum mencapai keputusan, peringkat obligasi AS bakal diturunkan,” ungkap Ariston.

Karena itu, lanjutnya, harga emas mendapatkan momentum baru untuk menguat ke level resistance US$1.600 dalam waktu dekat. Untuk mencapai level tersebut, pasar menanti hari Jumat (15/7) malam jika ada berita negatif dari Eropa. “Sebab, hasil stress test akan diumumkan hari itu,” tuturnya.

Lalu, jika dilihat dari Time Frame Daily Chart-nya, emas memiliki level tertinggi sebelumnya di level US$1,576,65 pada 2 Mei 2011. Sekian lama, level tersebut tidak ditembus dan pada Rabu (13/7) berhasil ditembus dengan batang candle harian yang besar (bullish candle). Kondisi ini menunjukkan kekuatan beli yang besar setelah menerobos level resistance yang kuat.

Artinya, lanjut Ariston, dorongan untuk naik lebih lanjut sangat besar. Dengan volatilitas pergerakan harian yang tinggi, mencapai US$20 per troy ounce, level US$1.600 sangat mudah dicapai.

Hanya saja, Ariston menekankan, setelah tembus level tertingginya, secara historis harga emas mengalami koreksi. Sebab, orang cenderung merealisasikan keuntungan sekaligus mengamankan posisi. Setelah itu, baru mengambil posisi di level support. “Level support berada di US$1.563 dan level resistance US$1.600 bisa dicapai pekan depan,” imbuhnya.

Sedangkan untuk support Fibonacci pertama, diukur dari level tertinggi Kamis (14/7) di level US$1,589,60 dan level terendah pada Selasa (12/7) di level US$1,540,40. Area konsolidasi harga dengan level koreksi 50%, berada di level US$1.564.

Sementara itu, level support Fibonacci kedua diukur dari level tertinggi Kamis (14/7) US$1,589,60 dan level terendah Jumat (1/7) di level US$1.478,25. Untuk koreksi ke level support kedua di level 38,2% di kisaran US$1.542 per troy ounce. “Untuk formasi Moving Average (MA) sudah jelas dalam posisi bullish. MA4 di atas MA20 yang terbuka mengarah ke atas,” ungkap Ariston.

Di atas semua itu, Ariston menyarankan pelaku pasar untuk mencari peluang koreksi. Menurutnya, setiap koreksi menjadi momentum untuk masuk (buy on dips) agar lebih aman. Tapi, masuk di level saat ini pun masih bisa. Hanya saja masih menyisakan risiko turun terlebih dahulu. Akibatnya, bagi yang tidak tahan godaan untuk cut loss terlebih dahulu. “Di level US$1.563-1.564 per troy ounce bisa masuk,” imbuh Ariston. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar