Kamis, 14 Juli 2011

Utang AS Berbahaya, Keyakinan Investor Luntur

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rupiah kembali menguat setelah IHSG bertahan di teritori positif. Pernyataan The Fed tentang bahaya dalam proses fiskal AS akibat alotnya kenaikan limit utang menjadi salah satu katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu testimoni Gubernur The Fed Ben Bernanke Rabu (14/7) di hadapan Kongres dan Senat AS yang menjadi tekanan bagi dolar AS. Bernanke menyatakan kemungkinan pelonggaran kuantitatif atau Quantitative Easing (QE) tahap ketiga, jika data-data ekonomi AS lemah.

Menurut Christian, pasar melihat peluang QE ketiga sangat besar. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terkuatnya 8.523 dan terelemahnya 8.537 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (14/7).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (14/7) ditutup menguat 14 poin (0,16%) ke level 8.530/8.540 per dolar AS dari posisi kemarin 8.544/8.554.

Di sisi lain, lanjutnya, Bernanke juga menyatakan, adanya bahaya dalam proses fiskal Amerika Serikat jika pemerintah dan Kongres tidak mencapai kata sepakat terkait kenaikan batas atas limit utang AS dari level saat ini US$14,3 triliun. "Deadline-nya sudah dekat pada 2 Agustus 2011 yang ditentukan oleh lembaga pemeringkat utang," papar Christian.

Karena itu, tandas Christian, keyakinan investor akan kembali luntur, seperti yang terjadi pada Yunani di Eropa akibat terlampauinya batas utangnya sejak lama. Lunturnya kepercayaan terhadap obligasi Yunani membawa negeri Para Dewa itu pada bahaya default (gagal bayar). "AS juga terancam selective default seperti dinyatakan Fitch Rating," imbuhnya.

Setelah komentar Bernanke itu, lanjutnya, pagi tadi, Moody's Investor Service menempatkan obligasi AS dalam review untuk posisi downgrade. "Ini review terakhir sejak awal Juli rating obligasi AS tidak mengalami kemajuan," paparnya.

Alhasil, dolar AS melemah tajam terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Lihat saja, indeks dolar AS turun 0,47% ke level 75,20. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4238 dari level sebelumnya US$1,4170 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham, pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 16,79 poin (0,42%) ke level 3.997,635 dipicu positifnya pergerakan bursa AS tadi malam mekipun terbatas. Tapi, pergerakan indeks domestik hari ini tipis sehingga tidak berhasil tembus level 4.000.

Sebab, lanjut Willy, pasar sedang mencari pola pergerakan market setelah tembus 4.000 sebelumnya sehingga lajunya cenderung konsolidasi. Di sisi lain, lanjutnya, pasar juga masih khawatir atas kondisi utang AS setelah Presiden Barack Obama walk out pada pertemuan dengan Kongres AS yang membahas kenaikan batas atas utang negara adidaya itu.

Alhasil, imbuhnya, pasar domestik menanti respon Wall Street nanti malam. Tapi, ditegaskan Willy, bursa Indonesia pada dasarnya sangat perkasa. “Buktinya, untuk pertama kalinya IHSG berhasil meninggalkan bursa Perancis sebesar 164 poin dan sudah lama meninggalkan bursa Singapura, Strait Times Index (STI) lebih dari 900 poin,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar