Kamis, 14 Juli 2011

Wall Street Menguat, Namun Dihantui 'Ancaman' Moody's

New York - Pelemahan di bursa Wall Street akhirnya berhenti. Saham-saham menguat namun diprediksi tidak akan tahan lama setelah Moody's menyatakan kemungkinan penurunan peringkat Amerika Serikat.

Indeks saham bergerak menguat lebih dari 1% setelah Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke menyatakan bank sentral sedang mempertimbangkan kemungkinan tambahan kebijakan guna mendukung perekonomian jika semakin memburuk.

Saham-saham energi dan material memimpin penguatan, namun selanjutnya menyusut menjelang akhir perdagangan. Program pembelian surat berharga senilai US$ 600 miliar yang dikenal sebagai kebijakan 'Quantitative Easing 2' sejauh ini dinilai memberikan kontribusi besar pada kenaikan harga saham.

"Komentar Bernanke positif pagi ini, tapi kita terlalu bergembira pada awalnya," ujar Richard Sichel, chief investment officer Philadelphia Trust Co seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/7/2011).

Saham-saham juga mendapatkan dorongan positif dari China yang merilis angka pertumbuhan ekonomi cukup mengesankan selama triwulan II-2011.

Pada perdagangan Rabu (13/7/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat 44,73 poin (0,36%) ke level 12.491,61. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 4,08 poin (0,31%) ke level 1.317,72 dan Nasdaq menguat 15,01 poin (0,54%) ke level 2.796,92.

Namun setelah perdagangan, Moody's menyatakan kemungkinan memangkas peringkat AAA miliki AS. Indeks futures langsung merosot tajam setelah pernyataan Moody;s tersebut.

Moody's mempertimbangkan pemangkasan peringkat AS karena bertambahnya kemungkinan batas utang sebesar US$ 14,3 triliun milik AS tidak akan dinaikkan pada tenggat waktu 2 Agustus mendatang. Kegagalan menaikkan batas utang AS pada tenggat waktu bisa menyebabkan gagal bayar negara adikuasa tersebut, yang pada akhirnya bisa menghancurkan pasar finansial.

"Apa yang mulai menghantui Moody's dan beberapa orang lainnya adalah Kongres kemungkinan cukup bodoh untuk sesungguhnya membuat gagal bayar utang," ujar Cliff Draughn, chief investment officer Excelsia Investment Officer.

Selama perdagangan reguler kemarin, saham-saham energi dan material tercatat sebagai top gainer. Indeks energi S&P tercatat menguat hingga 0,7%. Saham JPMorgan yang akan mengumumkan laporan keuangannya besok tercatat naik 0,6%.

Namun volume perdagangan cukup tipis, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 6,83 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 8,47 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar