Rabu, 06 Juli 2011

Hasil lelang SUN lampaui target awal

Hasil lelang SUN lampaui target awal
JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara, Selasa (5/7), berlangsung lebih ramai daripada lelang sebelumnya. Indikasinya, nilai penawaran yang masuk mencapai Rp 32 triliun.

Angka itu meningkat 180,70% daripada nilai penawaran yang masuk di lelang dua pekan sebelumnya (21/6) yang hanya Rp 11,4 triliun. Dari lelang kemarin, pemerintah mengeksekusi Rp 7,5 triliun atau Rp 500 miliar lebih banyak dari target awal senilai Rp 7 triliun.

Imam MS, Analis Pasar Obligasi Trimegah Securities, menilai, lelang SUN kemarin kebanjiran tawaran penempatan dana karena penyelesaian krisis utang Yunani mulai terlihat. "Pada bulan lalu fluktuasi harga SUN sangat besar karena penanganan krisis Yunani belum jelas," ujar dia.

Setelah Yunani dipastikan menerima bailout, menurut Imam, investor semakin nyaman masuk ke emerging market, termasuk Indonesia.

Angky Hendra, Analis Obligasi Batavia Prosperindo Aset Manajemen, menambahkan, investor domestik dan asing semakin optimistis memegang obligasi terbitan pemerintah Indonesia. Indikasinya, pemodal berani menerima yield lebih rendah daripada lelang sebelumnya. "Investor makin optimis," ujar Angky.

CDS menyusut

Persepsi pemodal asing terhadap risiko investasi di Indonesia juga semakin membaik. Kesimpulan itu tercermin dari angka credit default swap (CDS) Indonesia yang terus melorot. CDS Indonesia yang berjangka waktu lima tahun, Senin (4/7) lalu, senilai 134,62. Angka ini menyusut 2,09% dibandingkan posisi Jumat (1/7) lalu sebesar 137, 50.

Bukan hanya CDS bertenor lima tahun, CDS berjangka waktu 10 tahun juga menurun dari 192,88 di awal Juli menjadi 188,74 pada Senin lalu.

Menurut Imam, penurunan angka CDS Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan kondisi lelang SUN terakhir. Penurunan angka CDS berarti, "Persepsi investor asing terhadap Indonesia semakin membaik," ujar dia.

Dalam lelang kali ini, pemerintah mengeksekusi permintaan investor secara maksimal lantaran yield yang diinginkan masih dalam jangkauan pemerintah. Lain halnya apabila peserta lelang meminta yield tinggi, pemerintah mungkin tidak akan menyerap penawaran melampaui target. "Karena yield akan berhubungan dengan cost of fund pemeritah," imbuh Imam.

Pemerintah juga mengeksekusi enam seri yang dilelang. Mulai dari tenor pendek yakni SPN20111006 senilai Rp 1,4 triliun dengan yield 4,6% dan SPN20120706 senilai Rp 1,3 triliun, dengan yield 5,2%.

Sedangkan empat SUN bertenor panjang, yakni FR0057 menjadi seri paling banyak dimenangkan, yakni mencapai Rp 2,1 triliun dengan yield 9,1%. Tiga SUN tenor panjang lainnya, yaitu FR0055, FR0054, dan FR0056, masing-masing terserap Rp 300 miliar dengan yield 7,4%, Rp 950 miliar (8,6%), dan 1,45 triliun (8,1%).

Imam menilai, pemerintah banyak menyerap dana dari FR0057 lantaran seri itu adalah benchmark terbaru dan pemerintah ingin memperkuat likuiditasnya di pasar sekunder. Para analis memprediksi, lelang SUN pada semester kedua masih akan ramai. Pasalnya, tingkat inflasi masih relatif terkendali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar