Rabu, 06 Juli 2011

Perbankan Eropa Kecele Obligasi Portugal

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah dan indeks saham domestik kompak melemah. Perbankan Eropa merasa kecele oleh obligasi Portugal yang di-downgrade oleh Moody’s ke level sampah.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh penurunan peringkat utang Portugal oleh Moody's Investors Service sebanyak 4 peringkat dari Baa1 menjadi Ba2. Level ini merupakan kategori 'junk’ atau sampah.

Kondisi itu, lanjut Albertus, memicu peralihan risiko para investor dari mata uang dengan level yield lebih tinggi termasuk rupiah. Mereka beralih ke dolar AS sebagai safe haven. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.544 dan 8.520 sebagai level terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (6/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (6/7) ditutup melemah tipis 4 poin (0,04%) ke level 8.539/8.549 per dolar AS dari posisi kemarin 8.535.

Lebih jauh dia menjelaskan, downgrade atas Portugal itu membuat pasar khawatir European Central Bank (ECB) tidak akan menerima kolateral dari sektor perbankan Eropa yang sebagian besar memegang surat utang Portugal. "Artinya, Portugal akan sulit menjaminkan obligasinya pada ECB untuk mendapatkan likuiditas lunak," ungkapnya.

Padahal, imbuh Christian, selama ini obligasi yang dinilai paling aman oleh perbankan Eropa adalah surat utang Portugal dibandingkan Yunani. "Pasar sebelumnya merasa cukup aman dengan memiliki surat utang Portugal," timpalnya.

Kondisi itu, ditegaskan Christian, berbalik arah negatif stelah Moody's men-downgrade Portugal. Di sisi lain, penguatan dolar AS juga dipicu oleh berakhirnya Quantitative Easing (QE) tahap kedua pada Juni 2011. "Dolar AS, semakin dominan terhadap mata utama lain di dunia," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Dolar AS menguat 0,29% ke level indeks dolar AS 75,18 dari sebelumnya 74,45. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4363 dari sebelumnya US$1,4421 per euro," imbuhnya.

Dari bursa saham, analis Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) hari ini sebesar 15,17 poin (0,39%) ke level 3.908,956 salah satunya dipicu oleh pergerakan bursa regional dan global yang cenderung variatif. Apalagi, pergerakan bursa AS pun beragam.

Kondisi itu, lanjutnya, dipicu oleh penurunan peringkat utang Portugal oleh Moody's Investors Service. Menurutnya, pasar saat ini, lebih melihat kecenderungan sentimen dari eksternal. Apalagi, ditegaskan Praska, inflasi China diprediksi naik ke level 6,2% pada Juni 2011.

Inflasi itu, ditegaskannya, akan menambah kekhawatiran, bahwa Bank Central China (PBoC) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Di sisi lain, AS akan mengumumkan tingkat pengangguran untuk Juni yang akan dirilis Jumat (8/7). “Karena itu, sikap wait and see investor akan terus berlanjut hingga akhir pekan ini,” ungkapnya.

Sementara itu, sentimen dari internal sendiri adalah indeks masih dilanda profit taking pada saham-saham bluechip setelah rally dalam empat hari sebelumnya. “Situasi itu otomatis menghambat indeks untuk mendarat di teritori positif,” imbuh Praska.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar