Rabu, 06 Juli 2011

Saham Tambang Tawarkan Harapan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa Indonesia tampaknya masih akan melemah hingga penutupan. Namun, kenaikan minyak dunia dan fundamental ekonomi RI yang positif, membawa angin segar untuk saham komoditas.

Bursa saham domestik hari ini masih dilanda profit taking atas saham-saham bluechip, setelah rally empat hari sebelumnya. Apalagi laporan keuangan baru akan dirilis pada pekan ketiga-keempat Juli ini

“Situasi itu otomatis menghambat indeks untuk mendarat di teritori positif,”ujar analis Infovesta Utama Praska Putrantyo kepada INILAH.COM.

Namun, Ia melihat masih ada peluang pada sektor komoditas. Salah satunya adalah tambang batu bara. Hal ini seiring kenaikan harga minyak mentah dunia ke atas US$97 per barel.

Kenaikan harga minyak dunia merupakan sinyal positif bagi investor untuk membeli saham batu bara. Sentimen positif juga didorong oleh faktor makro ekonomi Indonesia yang masih terjaga dan berpotensi mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade).

Saham-saham pilihannya di sektor ini adalah PT Indo Tambang Raya (ITMG) dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA).

Sedangkan komoditas perkebunan Crude Palm Oil (CPO) juga menjadi rujukan, menyusul ekspektasi naiknya permintaan bahan baku minyak goreng menjelang bulan puasa. Saham jagoannya adalah PT London Sumatera Indonesia (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). “Investor bisa buy on weakness untuk emiten-emiten tersebut,” katanya.

Senada dengan Yuganur Wijanarko dari HD Capital yang melihat peluang akumulasi untuk teknikal rebound, di tengah profit taking saham blue chip berkapitalisasi besar. “Salah satu saham pilihan saya adalah pertambangan,” ucapnya.

Untuk saham tambang batu bara, Yuga merekomendasikan saham Bumi Resources (BUMI) dan ITMG. Menurutnya, bila BUMI terkoreksi di bawah level Rp2.950 untuk menutup price gap Rp2.800 (harga yang mendekati share swap dengan CIC di Rp2.700), sebaiknya investor akumulasi untuk potensi technical rebound,”Ini adalah misi untuk menutup price gap atas di Rp3.100,” katanya.

Sedangkan ITMG dinilai menarik dengan harga dapat mencapai Rp45.600, karena cuaca kering di musim kemarau ini dapat memicu terpenuhinya target produksi untuk semester pertama 2011, yang sebelumnya sempat terimbas cuaca buruk.

Selain itu, turunnya harga minyak mentah di bawah US$100 per barel beberapa pekan kemarin, positif untuk ITMG,”Karena emiten ini mengunakan bahan bakar diesel dalam produksi batubara mereka, “paparnya.

Yuga juga melihat potensi penguatan pada saham Aneka Tambang (ANTM) ke level Rp2.200. Menurutnya, cum dividend Rp71 per saham, dapat menhanan koreksi emiten ini di bawah level psikologis Rp2.000, bila terjadi koreksi akibat ulah IHSG.

Adapun kenaikan IHSG untuk mencetak new high (3.950) belum disertakan rally di sektor pertambangan logam nikel dan emas, “Sehingga potensi ANTM untuk breakout dari downtrend channel yang terbentuk sejak dua pekan, masih terbuka,” tutupnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar