Rabu, 06 Juli 2011

Aksi Beli Jelang Penutupan Tahan IHSG di Level 3.900

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 15 poin atas aksi ambil untung di saham-saham unggulan. Meski sempat kembali ke level 3.800, aksi beli jelang penutupan menahan IHSG di level 3.900.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 8.540 per dolar AS, sama seperti penutupan perdagangan kemarin.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terkoreksi 15,674 poin (0,40%) ke level 3.908,453 akibat aksi ambil untung lanjutan dan nyaris kembali ke level 3.800. Melemahnya bursa-bursa di Asia juga turut menyumbang sentimen negatif terhadap pergerakan IHSG.

Sesaat setelah pembukaan perdagangan indeks langsung melemah cukup dalam. Namun, masih adanya aksi beli selektif di saham-saham lapis dua sempat membuat indeks naik hingga puncaknya di 3.933,021 sebelum akhirnya kembali turun.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 4,186 poin (0,11%) ke level 3.919,941. Sentimen negatif masih datang dari mixed-nya bursa-bursa di Asia.

Setelah sempat bergerak fluktuatif di awal perdagangan, IHSG jatuh semakin dalam mendekati penutupan perdagangan. Indeks sempat jatuh ke posisi terdalamnya di 3.890,55.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (6/7/2011), IHSG ditutup terkoreksi 15,171 poin (0,39%) ke level 3.908,956. Indeks LQ 45 turun 4,310 poin (0,62%) ke level 692,587.

Profit taking makin gencar terjadi di lantai bursa, terutama di saham-saham unggulan. Aksi beli menjelang penutupan bisa menahan pelemahannya sehingga tidak terlalu dalam.

Hanya dua indeks sektoral yang menguat, indeks sektor tambang dan industri dasar. Indeks sektoral lainnya tak mampu menanjak dan masih terkoreksi. Koreksi terdalam dialami sektor aneka industri.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 117.172 kali pada volume 4,443 miliar lembar saham senilai Rp 3,733 triliun. Sebanyak 95 saham naik, 130 saham turun, dan 88 saham stagnan.

Pemodal asing mulai membawa keluar uangnya dari pasar modal. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) tipis senilai Rp 14,44 miliar di seluruh pasar.

Bursa saham Jepang mencetak rekor tertingginya dalam dua tahun setelah terkena bencana alam gempa dan tsunami di awal tahun ini. Didorong oleh saham-saham berorientasi ekspor yang naik tinggi setelah melemahnya Yen.

Sementara bursa-bursa regional lainnya masih terperangkap di zona merah seperti IHSG, dampak dari kekhawatiran kembali munculnya kembali krisis utang di Eropa setelah peringkat utang Portugal dipangkas.

Berikut kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 5,88 poin (0,21%) ke level 2.810,48.
  • Indeks Hang Seng anjlok 230,40 poin (1,01%) ke level 22.517,55.
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 110,02 poin (1,10%) ke level 10.082,48.
  • Indeks Straits Times melemah 9,19 poin (0,29%) ke level 3.120,50.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 1.000 ke Rp 30.000, Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 13.750, Japfa (JPFA) naik Rp 400 ke Rp 5.050, dan Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 250 ke Rp 15.650

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.200 ke Rp 65.100, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 8.00 ke Rp 48.050, Goodyear (GDYR) turun Rp 450 ke Rp 10.500, dan Indomobil (IMAS) turun Rp 400 ke Rp 8.700.
(ang/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar