Senin, 10 Oktober 2011

ECB: Krisis Eropa Terbesar Sejak Perang Dunia II

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Anggota Dewan Bank Sentral Eropa Erkki Liikanen menekankan perlunya untuk rekapitalisasi bank untuk memerangi krisis utang Eropa yang dianggap terbesar sejak Perang Dunia II.

Komentarnya ini muncul sehari setelah para pemimpin dari Jerman dan Perancis berjanji akan mengungkap langkah baru untuk menyelesaikan krisis utang zona euro pada akhir bulan ini, karena tekanan internasional untuk membangun langkah-langkah berani dari Eropa guna mencegah reaksi ekonomi global. "Bank perlu dikapitalisasi dengan cukup. Nasib bank dan negara sangat terkait dengan itu," kata Liikanen dalam sebuah wawancara TV Finlandia sepetri dikutip Reuters.

Ia memperingatkan bahwa jika tidak dikendalikan dengan benar, krisis utang Eropa bisa memicu krisis kredit baru.

"Jika hal ini dapat dibatasi, itu mulai lagi melalui bank. Dan masalah ini berlaku untuk semua negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa, meskipun zona euro adalah pusat masalah di sini."

Liikanen, yang juga gubernur bank sentral Finlandia menambahkan kapitalisasi perbankan adalah tugas utama pemegang saham, namun negara mungkin perlu me juga dan bank-bank bobrok mungkin perlu restrukturisasi. Dia mengatakan bank-bank Eropa kini mengalami kesulitan dalam menerima dana dari pasar. "Terutama pendanaan jangka panjang telah menjadi lebih sulit, dan itu adalah masalah bagi investasi jangka panjang," katanya.

Dexia, bank yang menjadi korban dua tahun pertama krisis utang zona euro, sepakat untuk direkapitalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar