Senin, 10 Oktober 2011

Tegang Krisis Yunani, Rupiah Konsolidasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (10/10) bakal konsolidasi. Pasar tegang atas cara yang diambil Eropa soal penyelesaian krisis utang Yunani.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah awal pekan ini, salah satunya dipicu oleh data non-farm payroll Amerika Serikat yang sudah diprediksi naik 60% untuk September 2011. Artinya, angka ini lebih baik dari angka sebelumnya, karena tidak ada peningkatan sama sekali (0%) yang juga berarti tidak ada penciptaan lapangan kerja baru.

Karena itu, dolar AS mendapat akan segar di tengah negatifnya sentimen dari Eropa. Tapi, tekanannya bagi rupiah akan tertahan oleh intervensi dari Bank Indonesia (BI). "Karena itu, rupiah akan konsolidasi dalam kisaran 8.800-9.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjut Firman, konsolidasinya rupiah juga dipicu oleh fokus pasar pada penyelesaian krisis utang Yunani. Pasar ingin mencari indikasi seberapa banyak sebenarnya pemangkasan nilai (haircuts) yang ingin diusulkan oleh Eropa terhadap roll over obligasi pemerintah Yunani.

Sebelumnya, Firman mengatakan, Eropa dan sektor perbankannya sepakat untuk memangkas nilai obligasi sebesar 21%. "Tapi, dengan terus memburuknya kondisi Yunani, membuka peluang untuk haircuts nilai obligasi yang lebih besar, hingga bisa mencapai 50% dari nilai asalnya," tutur Firman.

Semua itu menandakan, kata Firman, sektor perbankan di Eropa memberikan sinyal untuk memberikan bantuan bagi penyelesaian utang Yunani dengan haircuts yang lebih besar. "Sejauh ini, Ecofin menginginkan perubahan syarat pada pemberian bailout Yunani, termasuk haircuts yang lebih dalam," ujarnya. "Karena itu, perbankan di Uni Eropa harus menanggung kerugian yang lebih besar."

Itu juga, lanjutnya, menjadi sentimen negatif bagi sektor perbankan Eropa dan sekaligus jadi tekanan bagi euro. Terutama, setelah lembaga pemeringkat Moody's Investor Service mend-down grade 12 bank di Inggris dan 9 bank di Portugal akhir pekan lalu.

Tapi, Firman menggarisbawahi, rupiah kecil peluangnya untuk melemah ke atas level 9.000 per dolar AS. Sebab, BI terus menunjukkan komitmennya untuk terus menjaga pasar. "Data terakhir menunjukkan cadangan devisa berkurang sebesar US$10 miliar. Artinya, BI komit untuk menjaga rupiah di bawah 9.000," imbuh Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (7/10) ditutup stabil di level 8.890/8.905 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar