Senin, 10 Oktober 2011

Pasar finansial bergejolak, MI memperbesar segmen ritel

Pasar finansial bergejolak,  MI memperbesar segmen ritel
JAKARTA. Sejumlah manajer investasi (MI) mulai fokus memperbesar porsi pasar ritel demi menggenjot produk reksadananya. Ini merupakan satu upaya MI mengantisipasi gejolak di pasar keuangan global yang berpotensi merembet ke pasar lokal.

PT Syailendra Capital, misalnya, bakal fokus menggarap pasar ritel melalui beragam produk yang ditawarkannya. Syailendra mulai tahun depan akan memasarkan produk reksadana baru khusus untuk nasabah ritel.

"Sebesar 95% dana kelolaan kami selama tahun ini berasal dari investor institusi. Maka itu, pada tahun depan kami berniat memperbesar porsi nasabah ritel," ujar Presiden Direktur Syailendra Capital, Jos Parengkuan di Jakarta, belum lama ini.

Untuk menyasar nasabah ritel, perusahaan akan meluncurkan beragam produk reksadana, khususnya reksadana berbasis saham. Namun Jos masih enggan memaparkan secara rinci rencana penerbitan reksadana anyar tersebut.

"Di tengah kondisi yang tidak stabil seperti saat ini, strategi kami memilih ke saham-saham yang fundamentalnya masih bagus sebagai aset dasar reksadana tersebut," ujar dia.

Dengan sokongan pasar ritel, manajemen Syailendra Capital menargetkan bisa menghimpun dana kelolaan hingga senilai Rp 6 triliun. Dengan fokus ke segmen pasar ritel, Jos optimistis target dana kelolaan tersebut bisa tercapai. Hingga akhir 2011, Syailendra memproyeksikan total dana kelolaannya bisa menembus Rp 5 triliun.

"Awalnya kami menetapkan target pada tahun ini senilai Rp 4 triliun. Tapi target itu sudah tercapai di akhir September karena banyak subcribed (pembelian) reksadana saham dari investor institusi," tutur Jos memaparkan.

MI lain yang siap memperbesar pasar ritel adalah PT Indo Premier Investment

Direktur Indo Premier Investment, Ernawan R. Salimsyah, mengatakan investor ritel merupakan segmen pasar yang tidak terpengaruh oleh sentimen negatif krisis finansial global. Itu alasan Indo Premier berniat memperbesar porsi nasabah ritel hingga 60%. Adapun 40% lagi adalah nasabah institusi.

"Ekonomi negara kita ditunjang pertumbuhan konsumsi domestik yang sebagian besar datang dari kalangan masyarakat usia muda. Segmen seperti ini yang ingin kami sasar untuk produk-produk reksadana," tutur Ernawan.

Untuk memperbesar porsi ritel, Indo Premier akan bekerjasama dengan perbankan sebagai tempat pendistribusian produk reksadana. Saat ini, perusahaan tersebut sudah menjalin kerjasama dengan satu bank. "Yang sudah ada dalam rencana kami, dua hingga tiga bank lagi," tutur Ernawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar