Senin, 10 Oktober 2011

Yunani Default, IHSG Hancur-hancuran

INILAH.COM, Jakarta – Tren pergerakan IHSG pekan ini diprediksi menguat. Tapi, jika Yunani gagal bayar pada Jumat (14/10), indeks bakal rontok. Karena itu, pasar harus waspada sebelum tanggal tersebut.

Pada perdagangan Jumat (7/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup terkoreksi 17,422 poin (0,51%) ke level 3.425,684, dengan intraday terendah di 3.418,13 dan tertinggi di 3.526,80. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 3,398 poin (0,57%) ke level 600,231.

Analis dari Asosiasi Ananlis Efek Indonesia (AAEI) Ukie Jaya Mahendra mengatakan, dilihat dari trend-nya, indeks saham domestik berpeluang menguat dalam sepekan ke depan. Apalagi, menurutnya, saham-saham grup Bakrie akan bergerak pekan ini karena dimainkan pasar.

Salah satunya, lanjut Ukie, karena faktor penghapusan defisit sebesar Rp35 triliun setelah kuasi reorganisasi PT Bakrie & Brothers (BNBR) disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (6/10). “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.300 dan 3.497 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, lanjutnya, dorongan kenaikan indeks juga karena faktor anak usaha grup Bakrie yang lain, PT Bumi Resources (BUMI) yang merencanakan pembayaran utang senilai US$600 juta ke China Investment Corporation (CIC). “Ini tinggal menunggu persetujuan RUPS emiten pada 21 Oktober 2011,” ujarnya.

Indeks juga, menurutnya, mendapat dukungan dari otoritas moneter yang menjaga rupiah di bawah 9.000.“Meski cadangan devisa keluar sebesar US$10 miliar untuk mengintervensi rupiah, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuatsehingga positif bagi IHSG,” papar Ukie.

Hanya saja, Ukie mengingatkan, pergerakan indeks saat ini masih sangat tergantung pada pergerakan bursa regional. Dia mewanti-wanti agar pasar mewaspadai hari Jumat, 14 Oktober 2011. Sebab, pada tanggal ini, utang Yunani jatuh tempo.

Menurutnya, jika ternyata Yunani default (gagal bayar), pengaruhnya akan sangat buruk bagi IHSG. Dia memperkirakan, market akan hancur-hancuran. “Jika Yunani default, indeks akan kembali menembus level support 3.300 ke level 3.270,” paparnya.

Potensi default masih membayangi Yunani untuk utang jatuh tempo pada 14 Oktober. Setelah Perdana Menteri Papandreou menyatakan, target defisit anggaran tahun ini hanya 8,5% dari target sebelumnya 7,6%, Yunani hingga saat ini belum mendapatkan pencairan dana bailout senilai 8 miliar euro.

Uni Eropa dan International Monetary Fund (IMF) juga mengundur keputusan pencairan dana bailout tersebut dari seharusnya tanggal 3 Oktober menjadi 13 Oktober. Menurut Bloomberg News, terdapat treasury bill Yunani senilai 2 miliar euro yang jatuh tempo pada 14 Oktober, dan bill jatuh tempo lainnya senilai 2 miliar euro pada 21 Oktober. Hingga Desember 2011, nilai treasury bill dan obligasi jatuh tempo Yunani mencapai 14,46 miliar euro.

Apalagi, pasar sudah melihat besarnya peluang Yunani dibiarkan default setelah European Central Bank (ECB) yang justru lebih memilih untuk menyelematkan sektor perbankan kawasan Eropa. ECB mengatifkan kembali fasilitas likuiditas 12 bulan. Di sisi lain, Kanselir Jerman, Angela Merkel juga mengingikan rekapitalisasi perbankan.

Pada saat yang sama, The Economic and Finansial Affairs Council (Ecofin) masih mempertimbangkan untuk memangkas nilai obligasi Yunani hingga 50% sebagai bagian dari roll-over perbankan atas obligasi Yunani. “Tapi, perbankan Eropa memperlihatkan keberatannya. Jadi, Yunani berpeluang default,” paparnya.

Di atas semua itu, Ukie menyarankan untuk bermain jangka pendek terutama pada saham-saham bluechips BUMN yang kemungkinan bakal diintervensi oleh pemerintah.Saham-saham pilihannya, PT Astra Internasional (ASII), PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Bumi Resources (BUMI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).

Lalu, cermati juga saham-saham yang cenderung diintervensi pemerintah seperti PT Bank Mandiri (BMRI)dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang memang kapitalisasi marketnya besar. “Trading cepat. Jika naik 5% langsung jual. Jual cepat, stop loss juga harus cepat. Buy on weakness dengan pola trading buy,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah pengamat pasar modal Irwan Ibrahim memperkirakan,IHSG akan bergerak fluktuatifdalam sepekan ke depan. Menurutnya, indeks berpeluang naik atau turun sebesar 3%. “Indeks akan bergerak dalam rentang 3.400 dan jika tembus berpeluang melemah ke 3.200-an. Sedangkan level 3.500 jadi level resistance-nya dalam sepekan ke depan,” imbuh Irwan.

Fluktuatifnya pergerakan indeks, masih dipicu oleh krisis utang di Eropa yang belum barakhir. Lalu, dari ekonomi AS sendiri belum menggembirakandengan tingkat pengangguran yang masih di level 9,1%. Meskipun, data klaim pengangguran AS turun jadi 400 ribu dari prediksi 402 ribupekan lalu.

Karena itu, ditegaskan Irwan, kalaupun ada sentiment positif dari Eropadan AS, justru akan dijadikan momentum sell on newssehingga jadi tekanan di market. “Apalagi, ancamana Yunani default belum terselesaikan,” tandasnya.

Karena itu,Irwan mengatakan, penguatan IHSG dalam tiga hari terakhir pekan lalu, hanya technical rebound. “Indeks pekan ini akan fluktuatif dan semua orang hanya bermain spekulatif,” tandas Irwan.

Dalam situasi ini, ia menyarankan, pelaku pasar bisa bermain cepat pada saham-saham yang likuid seperti PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO), PT Astra Internasional (ASII), PT Bakrie & Brothers (BNBR) dan PT Bank Mandiri (BMRI). “Saya rekomendasikan speculative buy saham-saham tersebut,” ujar Irwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar