Senin, 23 Mei 2011

IHSG Berpotensi Terus Cetak Rekor Pekan Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Indeks saham domestik diprediksi bakal terus mencetak rekor tertinggi baru pekan ini. Sebab, setelah tembus level tertingginya 3.849, pelaku pasar mencari level baru 3.900-4.000.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, potensi indeks saham untuk terus mencetak rekor baru pekan ini lebih didukung oleh alasan teknikal. Menurutnya, jika dilihat dari grafiknya, indeks akan mencoba mencapai level tertinggi baru dalam sejarah 3.900-3.950 pekan ini.

Dia menilai, angka ini paling realistis dicapai pekan ini. Kecuali, jika ada kejadian luar biasa yang menjadi sentimen negatif di market. “Sebab, secara teknikal resistance psikologis kuatnya berada di level 4.000 karena merupakan angka bulat,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (22/5)

Pada perdagangan Jumat (20/5) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 13,14 poin (0,34%) ke level tertinggi sepanjang sejarah 3.872,953.

Hanya saja, Irwan mengatakan, level 4.000, ‘agak’ berat untuk dicapai pekan ini. Tapi, jika pergerakan bursa regional Eropa, AS dan Asia mendukung, penguatan 130 poin dari level 3.872 tidak terlalu sulit untuk dicapai pekan ini. “Tapi saya khawatir, bursa regional tidak mendukung,” ucapnya.

Apalagi, lanjut Irwan, belakangan ini sering muncul berita-berita secara tiba-tiba sehingga sulit diantisipasi baik dari Eropa, AS, masupun Asia. Karena itu, level 4.000 tercapai 4.000 pekan ini peluangnya tinggal 50:50. “Untuk sementara, level 4.000 akan tercapai pada awal Juni 2011,” papar Irwan.

Tapi, Irwan menegaskan, secara teknikal, setelah pecah level tertingginya 3.849, pelaku pasar mencari level baru. Hanya saja, level tertinggi yang belum diketahui angkanya itu coba dicapai dalam tiga hari terakhir penguatan market. Karena itu, kurang cukup waktu untuk mencapai level yang lebih tinggi lagi.

“Saya optimistis, level 3.900 berpeluang baru dicapai pekan ini,” tandas Irwan. Sementara level support berada di 3.800. Tapi, karena market saat ini sedang bullish, level tersebut terlalu jauh sehingga yang realistis adalah level tertinggi sebelumnya 3.849.

Di sisi lain, secara fundamental, tidak ada sentiment negatif yang serius tapi juga tidak ada sentimen positif yang signifikan. Dilihat dari laporan keuangan emiten-emiten untuk kuartal I/2011, rata-rata sesuai ekspektasi terutama untuk saham-saham di sektor perbankan.

Begitu juga dengan saham tambang, beberapa kinerjanya dirilis di atas ekspektasi dan selebihnya sesuai ekspektasi. Hanya saham-saham sektor Crude Palm Oil (CPO) yang rata-rata dirilis di atas ekspektasi. Itupun, dilihat dari masanya, sentiment laporan keuangan cenderung sudah lewat. “Jadi, indeks lebih ditentukan oleh faktor teknikal saat indeks berada dalam tren bullish dan market mencapai level tertinggi,” tandasnya.

Adapun sektor saham yang bakal jadi penggerak indeks pekan ini, menurut Irwan, akan bergantian di sektor perbankan, pertambangan batu bara,CPO, grup Bakrie dan Astra. “Berbagai saham di sektor-sektor itu cenderung bergerak rame-rame,” kata Irwan optimistis.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII) yang memasuki masa cum dividen pada 27 Mei ini, PT Gajah Tunggal (GJTL), saham-saham grup Bakrie yang laporan keuangannya positif seperti PT Bakrie Sumatera (UNSP), PT Darma Henwa (DEWA), PT Energi Mega Persada (ENRG) yang baru colling down dan PT Bakrieland Development (ELTY).

PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang sama-sama likuid dan dari sisi teknikalnya pun mendukung. Lalu, PT Sampoerna Agro (SGRO) yang perlahan naik tapi pasti, PT Tunas Baru Lampung (TBLA), PT London Sumatera Indonesia (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari (AALI) seiring harga CPO yang stabil naik dan laporan kinerja yang positif sehingga kuartal II pun diperkirakan positif.

Kemudian, PT Adaro Energy (ADRO) yang secara grafiknya positif dan secara fundamental banyak dibicarakan analis. PT Jasa Marga (JSMR), PT Alam Sutera Realty (ASRI) dan PT Citra Marga Nusaphala (CMNP) juga masih menjanjikan. “Karena market sedang bullish, strateginya follow the market. Saya rekomendasikan buy atau strong buy saham-saham tersebut,” imbuh Irwan Ariston. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar