Senin, 23 Mei 2011

Semen, Perbankan dan Astra Bisa Jadi Pilihan

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Koreksi indeks siang ini diperkirakan berlanjut hingga penutupan, meski tekanan akan berkurang. Investor bisa pilih saham Astra, perbankan dan semen.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (23/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 68,51 poin (1,77%) ke level 3.804,447. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 15 poin (2,17%) ke angka 676,842.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 4,253 miliar lembar saham, senilai Rp2,081 triliun dan frekuensi 60.195 kali. Hanya 31 saham menguat, sedangkan 216 saham melemah dan 50 saham stagnan.

Pelemahan indeks sesi pertama, juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp190 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp576,8 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp766,8 miliar.

Semua sektor saham kompak melemah sehingga mendukung koreksi tajam IHSG. Sektor aneka industri memimpin penurunan 2,94%, disusul manufaktur 2,03%, pertambangan 1,89%, keuangan 1,79%, perkebunan dan infrastruktur masing-masing 1,74%, konsumsi 1,63%, properti 1,53%, industri dasar 1,52% dan perdagangan 0,58%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan mengarah ke level support kedua 3.804 setelah support 3.840 ditembus. Sedangkan resistance-nya di level 3.896,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (23/5).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini salah satunya dipicu oleh faktor teknikal. Menurutnya, setelah ditutup pada rekor baru di level 3.872,9 akhir pekan lalu, indeks saham domestik mengalami jenuh beli (overbought). “Karena itu, investor profit taking,” ucap Cece singkat.

Kondisi itudiperparah pergerakan bursa regional AS dan Eropa yang rata-rata anjlok hingga 0,75%. Apalagi, bursa Asia mengalami pelemahan di atas 1%. Bahkan, bursa Hang Seng sempat turun1,7%. “Pelemahan tersebut dipicu penurunan harga komoditas akhir pekan lalu,” ujarnya.

Semua itu, ditegaskan Cece, berpangkal pada kekhawatiran pasar atas krisis utang Yunani yang peringkatnya di-down grade oleh Fitch Rating sehingga bursa Eropa bergerak negatif. “Karena itu, IHSG di sesi pertama pun melemah hingga di atas 1% karena terimbas negatif pergerakan bursa regional,” paparnya.

Namun dia memperkirakan, hingga penutupan, koreksi IHSG tidak terlalu dalam. Memang, sejak pembukaan, saham-saham grup Astra mengalami koreksi. Begitu juga dengan saham-saham di sektor perbankan dan saham-saham bluechip. “Tapi, hingga 11.30 WIB, koreksi tersebut tidak diiringi oleh besarnya volume transaksi, hanya Rp1,7 triliun di bawah rata-rata hariannya pada jam yang sama,” ungkapnya.

Jika IHSG turun 1-2% dengan volume transaksi yang besar, itulah yang dikhawatirkan. Menurutnya, Selama koreksi ini tidak diiringi besarnya volume transaksi, ada peluang rebound pada saham-saham yang akan membagikan dividen seperti ASII. Lalu, beberapa saham sektor perbankan juga berpeluang mengalami teknikal rebound. “Indeks mendapat tekanan dalam dari saham-saham pertambangan energi dan grup Bakrie,” tuturnya.

Karena itu, saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR), PT Holcim Indonesia (SMCB) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut di level support kedua atau ketiga,” imbuh Cece.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar