Senin, 23 Mei 2011

Panic selling landa IHSG! Indeks tergerus hingga 2,7%

Panic selling landa IHSG! Indeks tergerus hingga 2,7%
JAKARTA. Investor dalam negeri panik. Terbukti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus hebat dibanding indeks acuan lain di kawasan Asia. Pada pukul 15.22, indeks tercatat melorot 2,74% menjadi 3.767,116.

Penurunan terbesar dialami oleh sektor industri lain-lain sebesar 4,67% dan sektor agrikultur sebesar 3,94%. Selain itu, hanya ada 21 saham yang naik. Sementara, saham yang melorot mencapai 251 saham. Sedangkan 33 saham lainnya tidak berubah posisi.

Menurut Jimmy Dimas Wahyu, pengamat pasar modal, penurunan indeks yang cukup tajam ini diakibatkan pannic selling oleh investor. "Investor kita tidak berpikir rasional atas sentimen negatif yang berasal dari luar negeri," jelasnya.

Dia lantas menjelaskan, saat ini, isu utang dan penurunan rating kredit Yunani menjadi sentimen negatif pasar global dan regional. Apalagi belakangan, Yunani menolak untuk diberikan bailout. "Nah, investor lupa kalau hal tersebut terjadi di Yunani. Saya rasa, hubungan ekonomi antara Yunani dan Indonesia berdampak sangat kecil sekali," jelasnya.

Meski begitu, Jimmy menilai, penurunan indeks yang terjadi hari ini cukup wajar. "Makanya, investor jangan panik," imbuhnya. Ada dua hal yang perlu diingat investor.

Pertama, ingat akan sejarah. Dia menjelaskan, kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. "Jika ada masalah dengan Yunani, pasti negara-negara Eropa lain akan membantu. Sehingga, pasar akan kembali rebound," paparnya.

Kedua, ingat akan strategi investasi. Dia menambahkan, gunakan kondisi pasar yang jeblok seperti saat ini untuk mengoleksi saham-saham yang relatif murah namun memiliki fundamental yang baik. Saham-saham yang direkomendasikan antara lain: PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP), PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Kresna Graha Sekurindo (KREN), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Danamon (BDMN).

Jimmy optimistis, kepanikan investor tidak akan berlangsung lama. Apalagi, fundamental Indonesia tidak memiliki masalah apapun. "Saya rasa, pasar akan kembali rebound besok atau lusa," jelasnya.

Beberapa faktor yang bisa membuat market rebound antara lain adanya bailout model baru untuk Yunani, Yunani memiliki skema baru dalam membayar utang, atau ada negara tetangga yang akan membantu Yunani dalam menyelesaikan masalah utangnya.

Untuk hari ini, Jimmy memprediksi, penurunan indeks maksimal akan berada di posisi 3.765.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar