Senin, 23 Mei 2011

MI melirik lagi ceruk pasar kontrak pengelolaan dana

JAKARTA. Beberapa manajer investasi (MI) mulai bersiap menggarap pengelolaan dana melalui produk kontrak pengelolaan dana (KPD) atau dicretionary fund.

Bahana TCW Investment Management, salah satunya. MI yang berada dalam holding BUMN Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini, mengungkapkan, Bahana berhasil menggaet satu lagi nasabah KPD baru. Penandatangan kontrak baru tersebut akan dilakukan pekan ini.

Edward Lubis, Direktur Bahana TCW Investment Management, menuturkan, nasabah baru tersebut adalah nasabah institusi, dengan nilai kontrak senilai Rp 60 miliar. Namun, siapa nama nasabah tersebut, Edward enggan bercerita.

Hingga April 2011, total dana kelolaan KPD Bahana mencapai Rp 4 triliun. Angka ini setara dengan 22,2% dari total dana kelolaan Bahana yang sudah sebesar Rp 18 triliun.

Edward menuturkan, selain menggeber KPD, Bahana juga tengah menyiapkan peluncuran produk reksadana baru. Ada delapan produk baru yang mereka siapkan, terdiri atas tujuh reksadana terproteksi dan satu reksadana berbasis dollar AS. "Semester dua ini akan kami luncurkan," kata dia, akhir pekan lalu.

Bahana menargetkan, masing-masing reksadana tersebut bisa mendulang dana kelolaan sebesar Rp 100 miliar. Sampai akhir tahun nanti, Bahana memproyeksikan dana kelolaan mereka bisa meningkat ke kisaran Rp 21 triliun hingga Rp 22 triliun.

Danareksa Investment Management juga tidak mau kalah. John D. Item, Presiden Direktur Danareksa Investment Management, mengungkapkan, tahun ini Danareksa berniat membesarkan lagi bisnis KPD mereka, setelah absen cukup lama. "Kami dulu sempat besar di bisnis ini, nilai kelolaan mencapai triliunan rupiah, namun lalu sempat terhenti," jelasnya.

Saat ini, nilai kelolaan KPD Danareksa cuma Rp 100 miliar. Melihat prospek yang mereka nilai cukup bagus, Danareksa ingin kembali menggarap ceruk pasar ini. Cuma, seperti apa rincian strategi layanannya, John belum mau mengungkap. Saat ini, nilai total dana yang dikelola oleh Danareksa mencapai Rp 11,2 triliun. Terbanyak adalah reksadana.

Di sisi lain, pertumbuhan industri reksadana tahun ini mendapat tantangan berat. Pembekuan kegiatan wealth management di 23 bank oleh Bank Indonesia sejak Mei ini, sudah menyulitkan MI memasarkan reksadana baru.

Bahana TCW Invetment Management masih tertarik untuk mengelola dana melalui produk kontrak pengelolaan dana (KPD) alias discretionary fund. Buktinya pekan ini, perusahaan manajer investasi itu akan mendapatkan satu kontrak baru dari nasabah institusinya.

Namun, ia enggan menyebutkan identitas institusi yang dimaksud. Hingga April 2011, total dana kelolaan KPD Bahana senilai 4 tiriliun. Nilai KPD Bahana sekitar 22,22 % dari total dana kelolaan Bahana yang sebesar Rp 18 triliun.

Bersamaan dengan KPD, Bahana juga akan menerbitkan produk reksadana baru. Ada delapan produk reksadana yang akan diluncurkan di semester dua tahun ini. Tujuh reksadana merupakan jenis reksadana terproteksi, dan satu merupakan reksadana berbasis dollar AS.

Edward menargetkan, dari masing-masing reksadana baru tersebut bisa mendulang dana kelolaan sebesar Rp 100 miliar. Hingga akhir tahun diproyeksikan dana kelolaan Bahana mencapai Rp 21 triliun hingga Rp 22 triliun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar