Senin, 23 Mei 2011

ADRO Tembus Rp2.450, Jika IHSG di Level 3.900

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham ADRO, Senin (23/5) diprediksi menguat seiring situasi market yang sedang bullish. Namun, pergerakannya tidak terlalu agresif. Karena itu, cukup 10% alokasi portofolio di saham ini.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, potensi penguatan saham PT Adaro Energy (ADRO) awal pekan ini, terutama karena faktor positifnya sentiment market. Menurutnya, market secara umum saat ini berada dalam tren bullish dan mengejar level tertinggi baru dalam sejarah.

Apalagi, lanjutnya, jika bursa regional mendukung. Karena itu, jika indeks tembus 3.900, sangat terbuka lebar ADRO bakal tembus Rp2.450. “Untuk Senin (23/5) ini, ADRO akan mengarah ke level resistance Rp2.450 dan Rp2.300 sebagai level support-nya. Berdasarkan grafiknya, ADRO bakal bergerak dalam kisaran tersebut,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (22/5).

Pada perdaganan Jumat (20/5) saham ADRO ditutup stagnan di level Rp2.375. Harga intraday tertingginya mencapai Rp2.375 dan terendah Rp2.350. Volume transaksi mencapai 41,8 juta unit saham senilai Rp98,9 miliar dan frekuensi 1.464 kali.

Bahkan, lanjut Irwan, dalam pekan ini pun, secara grafik, laju saham ADRO sangat positif. ADRO akan mencoba tembus Rp2.500 sebagai level resistance-nya dan Rp2.200 menjadi level support yang cukup kuat dan aman.

“Penentuan saham ADRO di level Rp2.500,” tandasnya. Dia memperkirakan, jika Rp2.500 bisa ditembus ke atas, target penguatan berikutnya ke level Rp2.625. “Karena market sedang bullish, level Rp2.625 sangat besar peluangnya untuk dicapai pekan ini,” paparnya.

Di sisi lain, potensi penguatan ADRO juga terbantu oleh aksi koporasi perseoran. Emiten ini mengikuti proses tender untuk proyek PLTU senilai US$3 miliar. Hanya saja, pasar belum tahu sudah direalisasikan. Karena itu, bermain di saham ADRO mengandung unsur spekulatif. “Itu sangat tergantung apakah proyek tersebut jebol atau tidak,” tuturnya.

Apalagi, secara fundamental, saham ADRO dinilainya biasa-biasa saja dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Bumi Resources (BUMI), dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA).

Di sisi lain, volatilitas harga minyak memang cukup tinggi sehingga berpengaruh pada laju harga ADRO. Minyak tertahan di level US$97 per barel namun ada peluang harga minyak menguat ke atas US$100 per barel. “Hanya saja terlalu dini untuk menguat lebih jauh karena harga minyak agak liar volatilitasnya,” papar Irwan.

Dia memperkirakan, baru pada Juni harga minyak berpeluang kembali mencapai level tertinggi sebelumnya di level US$110-115. Jika tidak, minyak bisa bertenger di level US$105 per barel.

Karena itu, Irwan menyarankan, agar alokasi pembelian di saham ADRO, tidak terlalu agresif. Sebab, selain ADRO, pelaku pasar juga bisa mempertimbangkan saham lain yang pergerakannya cukup menjanjikan. “Maksimum, alokasikan 10% saja portofolio di ADRO karena meski naik, pergerakannya agak lamban,” ucapnya. Bagi investor yang agresif, lanjut Irwan, harus mencari saham-saham yang lebih agresif pergerakannya dibandingkan ADRO.

Hingga akhir tahun, saham ADRO ditargetkan mencapai level Rp2.700. Menurutnya, level ini belum ada perubahan karena belum ada laporan kinerja yang bisa mengubah target harga tersebut. “Untuk trading, ADRO kurang menarik. Sebab, potensi profit tidak terlalu tinggi,” ungkapnya.

Dia merekomendasikan buy saham ADRO dan setelah itu hold. Sebab, harga ADRO saat ini sedang berada di puncak. “Kecuali, jika sedang berada di bawah dan akan segera reversal (balik arah) menguat, baru bisa strong buy ADRO,” imbuh Irwan. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar