Rabu, 25 Mei 2011

Kekhawatiran atas krisis utang Eropa menekan mata uang Asia

Kekhawatiran atas krisis utang Eropa menekan mata uang Asia
JAKARTA. Pelemahan won memimpin koreksi yang terjadi pada mata uang Asia. Tertekannya mayoritas mata uang Asia karena kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa telah menyebabkan memburuknya minat pasar dalam mengambil risiko. Sentimen ini pun mengurangi permintaan atas aset emerging market.

Indeks JP Morgan Asia Dollar tumbang ke dekat level terendah hampir dua bulan, seiring penurunan pada indeks saham regional. Tercatat investor asing menjual lebih dari US$ 1,3 miliar saham di bursa Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Won tumbang paling tajam setelah dana asing dari pasar saham Korea terus keluar untuk hari yang kesembilan.

Won melemah 0,4% ke 1.097,20 per dollar AS, pada pukul 11.26 di Seoul. Sementara Ringgit Malaysia jatuh 0,3% ke level 3,0575, dan dollar Singapura serta rupiah masing-masing tumbang 0,2% ke posisi S$ 1,2486 dan Rp 8.582 per dollar AS.

Pekan ini, Fitch Ratings menurunkan outlook peringkat utang Belgia menjadi negatif. Fitch mungkin memangkas peringkat utang Belgia, jika negara ini gagal mematuhi target defisit. Sementara, peringkat utang Yunani diturunkan tiga level, pada 20 Mei lalu.

Seo Chul Soo dari Daewoo Securities Co di Seoul menambahkan, masalah Yunani adalah beban bagi pasar keuangan Korea. "Pasar saham melemah, dan won terdepresiasi," sebutnya.

Ekonom regional dari Forecast Singapore Pte. Joanna Tan menyebut, semua faktor masih terkait isu utang Eropa dan ketidakpastian politik. "Sentimen risiko mencuat lagi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar