Rabu, 25 Mei 2011

Saham BORN Bertenaga ke Level Rp2.000

INILAH.COM, Jakarta – Laju saham BORN, Rabu (25/5) diprediksi menguat. Faktor teknikal, sentiment market, valuasi yang murah dan positifnya rasio utang menjadi katalisnya. Strong buy dengan target Rp2.000!

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Borneo Lumbung Energi (BORN) hari ini, salah satunya karena faktor peluang positifnya sentimen market. Menurutnya, seiring momentum konsolidasi akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk speculative buy di market.

Market dikagetkan dengan koreksi awal pekan ini hingga 2,44% seiring kekhawatiran krisis utang di Eropa. Tapi, seiring kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Eropa saat ini, kekhawatiran itu mereda. “Saham BORN akan mengarah ke level resistance Rp1.570 dan Rp1.420 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (24/5).

Pada perdagangan Selasa (24/5) saham BORN ditutup menguat Rp40 (2,75%) ke level Rp1.490 dari level sebelumnya Rp1.450 per saham. Harga intraday tertingginya mencapai Rp1.500 dan terendah Rp1.450. Volume transaksi mencapai 103,5 juta unit saham senilai Rp153,1 miliar dan frekuensi 3.450 kali.

Kemarin, lanjutnya, saham BORN berhasil kembali naik. Begitu juga dengan beberapa saham batu bara lainnya. Sebenarnya tidak ada katalis yang terlalu mencolok dibandingkan kejatuhannya sebelumnya. “Tapi, pelaku pasar sudah melakukan selective buying sehingga indeks berhasil mendarat di teritori positif,” ucapnya.

Lalu, BORN juga menjadi saham yang menarik sebagai emiten batu bara meskipun aturan baru menyebutkan, hutan-hutan tidak boleh digali untuk pertambangan. “Sebab, emiten-emiten pertambangan yang ada saat ini sudah cukup lama,” ungkapnya.

Selain faktor sentimen market, potensi penguatan BORN juga didukung oleh faktor teknikal. Menurutnya, dari sisi ini, saham BORN seharusnya menguat karena pelemahan tajam awal pekan ini. Apalagi, secara fundamental, saham BORN sangat positif karena net income-nya yang mencapai Rp425 miliar pada kuartal I/2011. “Karena itu, pada semester dua pun diperkirakan positif dan perusahaan ini masih sangat menjanjikan ke depannya,” tambah Willy.

Dari sisi Price Earnings Ratio (PER) pun, saham ini masih murah dibandingkan saham-saham batu bara yang lain. Valuasinya sama dengan PT Indo Tambang Raya (ITMG) di level 15 kali. Sedangkan saham PT Bumi Resources (BUMI) sudah berada di level 24 kali, PT Adaro Energy (ADRO) 19 kali dan PT Tambang Bukit Asam (PTBA) 16,1 kali.

Rasio utang pun, menurut Willy, sangat sehat. Artinya, dana segar dari Initial Public Offering (IPO)-nya sudah digunakan sebagaimana mestinya sebagaimana dijanjikan. Padahal, saat listing posisi pembukuannya masih negatif. BORN memang masih memiliki utang tapi tidak besar, jauh dari level 1 kali. “Total asset BORN Rp8,8 triliun sedangkan utangnya hanya Rp1,8 triliun atau seperlima asetnya (1:5),” ucapnya.

Di sisi lain, asing pun kemarin menjadi pembeli terbesar di saham BORN dan Credit Suisse menjadi top buyer hingga 25 ribu lot. JP Morgan dan lain-lain menyusul di belakangnya. “Overall saham ini menjanjikan karena disukai asing. 10 top buyer saham BORN didominasi asing,” tandas Willy.

Karena itu, Willy optimistis menargetkan saham BORN akan bermain di level harga Rp2.000 pada Oktober tahun ini. Dia menegaskan, dengan price earning ratio (PER) 15 kali, saham ini akan mengejar ADRO. “Saya rekomendasikan strong buy saham BORN,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar