Rabu, 25 Mei 2011

IHSG Terkoreksi Tipis, Dolar AS Balik ke Rp 8.600

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 5 poin menyusul kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia serta melemahnya mayoritas bursa-bursa di Asia. Saham-saham bank paling banyak terkena tekanan jual.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup anjlok ke Rp 8.610 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.570 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka melemah 7,961 poin (0,21%) ke level 3.777,982. Indeks mengikuti tren pelemahan bursa-bursa regional.

Aksi jual kembali marak terjadi di lantai bursa sehingga membuat IHSG betah di zona merah. Banyak investor yang mengamankan portofolionya dengan melepas beberapa sahamnya.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG merosot tipis 10,725 poin (0,29%) ke level 3.775,218. Bursa di regional masih dibayang-bayangi perlambatan ekonomi dunia akibat krisis utang Eropa yang tak kunjung usai.

Koreksi IHSG semakin sore semakin dalam. Kepercayaan diri investor lulu akibat maraknya sentimen negatif baik dari regional maupun gobal.

Seluruh indeks sektoral di lantai bursa pun tak kuasa menahan sentimen ini dan akhirnya melemah cukup signifikan. Koreksi terbesar diderita sektor finansial dan agribisnis.

Menutup perdagangan, Rabu (25/5/2011), IHSG terkoreksi tipis 5,781 poin (0,16%) ke level 3.780,162. Sementara Indeks LQ 45 turun tipis 1,127 poin (0,17%) ke level 672,409.

Tekanan jual marak terjadi, terlihat dari frekuensi dan volume perdagangan di pasar modal sedikit lebih tinggi dibandingkan hari-hari lainnya, namun tidak diimbangi dengan adanya nilai transaksi yang besar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 125.683 kali pada volume 9.147 miliar lembar saham senilai Rp 4,063 triliun. Sebanyak 91 saham naik, 145 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Pemodal asing kembali melepas saham, terlihat dari transaksi investor asing yang melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 259,356 miliar di seluruh pasar.

Bursa China terkoreksi untuk hari kelimanya secara berturut-turut, dipimpin oleh saham-saham perbankan setelah lembaga rating Standard & Poor's memperingatkan perubahan kebijakan kredit dan moneter Beiijing akan menurunkan profitabilitas peminjam.

Sementara jatuhnya bursa Jepang dipimpin oleh saham-saham teknologi yang terkena profit taking. Hanya bursa Hong Kong yang mampu cetak poin meski masih tipis.

Berikut pergerakan bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai jatuh 24,89 poin (0,90%) ke level 2.742,17.
  • Indeks Hang Seng naik tipis 16,50 poin (0,07%) ke level 22.747,28.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 54,29 poin (0,57%) ke level 9.422,88.
  • Indeks Straits Times turun tipis 4,08 poin (0,13%) ke level 3.109,01.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 10.500 ke Rp 310.500, Metropolitan (MKPI) naik Rp 400 ke Rp 2.900, Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 300 ke Rp 3.500, dan Metro Realty (MTSM) naik Rp 250 ke Rp 1.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 2.100 ke Rp 13.400, Astra Agro (AALI) turun Rp 600 ke Rp 22.750, Indospring (INDS) turun Rp 500 ke Rp 3.225, dan Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 500 ke Rp 126.000.


(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar