Senin, 20 Juni 2011

Saham BUMI Tak Dianjurkan untuk Spekulasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Senin (20/6) diprediksi melemah seiring koreksi minyak ke level US$92 per barel. Di sisi lain, sentiment market pun tak kondusif. Saham ini, tak dianjurkan untuk spekulasi jangka pendek!

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, potesi pelemahan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini karena koreksi harga minyak mentah dunia yang berimbasi negatif ke harga batu bara. Kondisi itu dipicu pelemahan euro seiring memburuknya situasi krisis utang Yunani. Di sisi lain, sentimen market pun berpeluang negatif.

Tapi, pelemahan saham sejuta umat ini, justru merupakan saat tepat melakukan pembelian jangka panjang. Sedangkan untuk spekulasi jangka pendek, sulit dilakukan di saham ini dalam situasi tertekan. Kecuali, pelaku pasar yang bermain cepat di depan layar monitor. “Saya rekomendasikan buy on weakness. Untuk jangka pendek tidak dianjurkan kecuali pemain cepat, hit and run,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (19/6) saham BUMI ditutup melemah Rp100 (3,17%) ke level Rp3.050 dari level sebelumnya Rp3.150. Harga intraday tertingginya mencapai Rp3.150 dan trendah Rp3.000. Volume transaksi mencapai 173,6 juta unit saham senilai Rp529,7 miliar dan frekuensi 4.719 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah 3,17%, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI awal pekan ini?

Berpotensi melemah. Salah satunya, karena faktor pelemahan euro atas dolar AS. Mata uang gabungan negara-negara Eropa ini melemah ke level US$1,40-an. Kondisi itu, menjadi indikator tekanan ke bawah untuk pergerakan harga komoditas minyak mentah dunia dan batu bara. Pasar baru bisa memastikan apakah harga batu bara kembali rebound atau tidak pertengahan pekan ini.

Harga batu bara, belum mengalami pergerakan. Berdasarkan harga mingguan di Newcastle, harga batu bara stagnan di level US$19,19 per metrik ton. Tapi, jika dilihat dari koreksi harga minyak mentah dunia ke level US$92 per barel, harga batu bara akan susah bangkit. Apalagi, euro dalam posisi pelemahan terhadap dolar AS karena memburuknya situasi utang Yunani.

Karena itu, peluang kenaikan harga batu bara dan minyak tak mendapat dukungan. Sebab, semakin kuat dolar AS, harga komoditas semakin tertekan. Hal ini mengingat komoditas batu bara dan minyak ditransaksikan dalam denominasi dolar AS.

Akan bergerak dalam kisaran berapa?

Jika saham BUMI dibuka melemah, akan mengarah ke level support Rp2.900. Sementara itu, level resistance Rp3.100.

Bagaimana dengan sentimen market?

Ya. Potensi pelemahan saham BUMI juga dipicu peluang negatifnya sentiment market. Saham ini berpeluang masih berada dalam tekanan jual. Sebab, investor asing pun masih berada dalam posisi jual di market secara umum. Investor sudah mulai kecewa dengan situasi politik dalam negeri sehingga sentiment market jadi negatif.

Kondisi politik dalam negeri, memperparah negatifnya sentiment global , setelah kasus korupsi Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin mencuat dalam dua bulan terakhir. Pasar khawatir, Presiden Yudhoyono dijatuhkan.

Regional sendiri bagaimana?

Sementara itu, regional masih berpeluang stagnan meski akhir pekan lalu, Dow Jones ditutup positif. Likuiditas global sangat banyak sehingga cukup kuat untuk menahan kejatuhan indeks. Berbeda dengan situasi di dalam negeri di mana, pelaku pasar takut dalam situasi market yang tak menentu.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk saham BUMI?

Dengan pelamahan saham BUMI, justru merupakan saat tepat melakukan pembelian untuk jangka panjang. Sedangkan untuk spekulasi jangka pendek, sulit dilakukan di saham ini dalam situasi tertekan. Kecuali, pelaku pasar yang bermain cepat di depan layar monitor. Saya rekomendasikan buy on weakness. Untuk jangka pendek tidak dianjurkan kecuali pemain cepat, hit and run. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar