Senin, 20 Juni 2011

Asing kembali masuk ke saham dan obligasi, rupiah menguat di awal pekan

Asing kembali masuk ke saham dan obligasi, rupiah menguat di awal pekan
JAKARTA. Rupiah menguat untuk hari kedua dan harga obligasi naik. Kenaikan ini didorong meningkatnya kepemilikan asing di aset negara untuk mengejar keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Mata uang Garuda diperdagangkan menguat 0,2% ke level Rp 8.583 per dollar AS, pada pukul 10.10 di Jakarta. Rupiah sudah terapresiasi 4,6% dalam tahun ini, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di antara 10 mata uang Asia yang diperdagangkan.

Investor asing membeli saham Indonesia senilai US$ 238,1 juta, lebih dari yang mereka jual pada pekan lalu. Sementara, kepemilikan asing di surat utang pemerintah naik 5,2% menjadi Rp 237,12 triliun pada bulan ini hingga 16 Juni.

Menurut Bank Indonesia, ekonomi Indonesia akan berkembang di kisaran 6% hingga 6,5% pada tahun ini. Sedangkan, produk domestik bruto naik 6,1% di 2010.

Kepala treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menilai, investor membeli aset Indonesia karena fundamental negara kuat, dan pertumbuhan ekonomi juga kuat. "Namun, kita dapat mengekspektasi volatilitas di pasar karena kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa," ujarnya.

Pasar obligasi negara berkembang mencatat arus masuk selama 12 minggu berturut-turut. Hari ini, data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi Indonesia yang jatuh tempo Juli 2021 turun satu basis poin ke 7,66%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar