Senin, 20 Juni 2011

Tambah kapasitas produksi, MYOR bidik penjualan naik

Tambah kapasitas produksi, MYOR bidik penjualan naik
TANGERANG. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menargetkan penjualan tahun ini naik 19,36% menjadi Rp 8,63 triliun dibandingkan 2010. Target tersebut tergolong konservatif, mengingat tahun lalu penjualan mereka tumbuh 51,22% menjadi Rp 7,22 triliun.

Manajemen MYOR menjelaskan, target penjualan tersebut akan ditopang penambahan kapasitas produksi. "Tahun ini ada tambahan kapasitas produksi sebesar 20%, hasil dari penambahan peralatan tahun 2010," kata Hermawan Lesmana, Komisaris MYOR, Jumat lalu (17/6).

Sekadar informasi, MYOR berinvestasi Rp 600 miliar pada tahun lalu. Sebagian besar investasi itu untuk menambah kapasitas produksi, seperti pembelian mesin.

Upaya menambah kapasitas ini masih terus dilakukan. Tahun ini, MYOR membangun dua pabrik baru di Tangerang dan penambahan mesin baru. Total nilai investasinya sekitar Rp 700 miliar, alias masing-masing pabrik menghabiskan dana Rp 350 miliar.

Penambahan kapasitas ini ditargetkan selesai akhir 2011. Dengan tambahan kapasitas tersebut, produksi MYOR bisa bertumbuh sekitar 20%-30%.

Andre Sukendra Atmadja, Direktur Utama MYOR, menjelaskan, penjualan akan mencapai puncak pada semester kedua. Penjualan biasanya meningkat seiring kenaikan permintaan pada hari raya, seperti Natal dan Idul Fitri. "Penjualan di semester satu sekitar 40%-45%, sisanya di semester dua," kata Andre.

Manajemen MYOR juga berharap penjualan akan meningkat karena kenaikan kontribusi ekspor. Kontribusi ekspor tahun ini diharapkan mencapai 35% dari total penjualan. Angkanya lebih tinggi dari tahun lalu, yakni 30,33% atau sebesar Rp 2,19 triliun.

Sejatinya, sampai kuartal I-2011, nilai penjualan ekspor masih naik menjadi Rp 441,23 miliar. Namun, kontribusi ekspor terhadap total penjualan turun dibandingkan periode sama tahun lalu. Kontribusi kuartal I-2011 sebesar 22,50%, sementara setahun sebelumnya 25,70%.

Manajemen MYOR optimistis kontribusi ekspor naik tahun ini seiring perluasan wilayah penjualan ke Afrika, setelah mengekspor ke Polandia, Spanyol, dan negara di Asia Tenggara.

MYOR menargetkan perolehan laba bersih tahun ini Rp 505,34 miliar, naik 4,39% dari tahun sebelumnya yang Rp 484,09 miliar. Target pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan laba bersih 2010 yang sebesar 30,07%.

Manajemen MYOR bilang, laba bersih semester pertama tertekan oleh kenaikan harga bahan baku. "Kami berharap semester dua nanti sudah terjadi koreksi harga," kata Andre. Mereka berencana menaikkan harga jual sebesar 3%-5% untuk melakukan penyesuaian terhadap kenaikan harga bahan baku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar