Senin, 20 Juni 2011

Awal Pekan, IHSG Berhasil Ditutup Menguat

Headline
INILAH.COM, Jakarta – IHSG berhasil mempertahankan penguatan awal pekan ini. Kondisi bursa yang oversold memicu aksi beli di sesi terakhir.

Pada perdagangan Senin (20/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 6,819 poin (0,18%) ke level 3.729,122, dengan intraday tertinggi di 3.751,75 dan terendah di 3.722,57. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik tipis 1,521 poin (0,23%) ke level 660,314.

IHSG hari ini bergerak fluktuatif. Dibuka menguat 0,76% ke level 3750, indeks mulai bergerak turun perlahan, sehingga pada sesi pertama, indeks bertengger di level 3.738, masih di zona positif. Namun, setelah sempat melemah di sesi dua, indeks berhasil ditutup naik tipis di 3.729.

Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia mengatakan, pelemahan bursa regional memberi tekanan negatif sehingga IHSG sempat terkoreksi di sesi dua. “Namun, meredanya aksi jual, berhasil membawa indeks berakhir naik tipis di zona positif,” katanya.

Menurutnya, pelemahan indeks Hang Seng yang sudah mendekati kisaran target support 20.500-21.500, mengindikasikan bahwa akan segera ada pembalikan arah. Indeks Dow Jones Industrial (DJI) juga sudah semakin mendekati kisaran target 11.450 – 11.800. Hanya harga minyak Nymex yang masih cukup jauh dari kisaran target US$85 – US$87,5. “Ini mengindikasikan bahwa ke depan, market masih bisa turun,” paparnya.

Sedangkan Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital mengatakan, penguatan terbatas IHSG disebabkan rebound-nya bursa saham global dan beberapa saham unggulan yang oversold. "Namun, penguatan terbatas karena di bursa regional, tren pelemahan masih berlanjut," katanya.

Sementara itu, dari Eropa, isyarat kesepakatan antara Perancis dan Jerman untuk membantu Yunani dari gagal bayar utang dan mencegah meluasnya krisis global sempat membawa angin segar, meskipun realisasinya masih ditunggu.

Dari dalam negeri, pendatang baru daru Metropolitan Land, meningkatkan volume transaksi, walaupun tidak terlalu besar karena jumlah kapitalisasi pasarnya relatif kelas menengah.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,084 miliar lembar saham, senilai Rp 3,24 triliun dan frekuensi 80.354 kali. Sebanyak 86 saham naik, 143 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Koreksi IHSG didukung aksi jual asing yang mencatatkan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp41 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,073 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,031 triliun.

Beberapa emiten yang menguat Surya Toto (TOTO) naik Rp 4.000 ke Rp 42.000, Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 1.000 ke Rp 16.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.000 ke Rp 45.300, dan Bayan (BYAN) naik Rp 900 ke Rp 21.100.

Sedangkan emiten-emiten yang melemah antara lain Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 16.550, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 250 ke Rp 20.550, Asuransi Ramayana (ASRM) turun Rp 200 ke Rp 2.425, dan Adira Finance (ADMF) turun Rp 200 ke Rp 12.800.

Bursa regional Asia terpantau didominasi koreksi. Indeks Komposit Shanghai jatuh 20,19 poin (0,76%) ke level 2.622,63, indeks Hang Seng melemah 95,75 poin (0,44%) ke level 21.599,51 dan indeks Kospi di Seoul turun 0,6% ke 2.019,65.

Sedangkan indeks Nikkei 225 naik tipis 2,92 poin (0,03%) ke level 9.354,32 dan indeks Straits Times naik 11,66 poin (0,39%) ke level 3.016,94. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar