Senin, 20 Juni 2011

Yunani Masih 'Remang-Remang', Rupiah Konsolidasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (20/6) diprediksi konsolidasi-melemah. Pertemuan Ecofin hari ini belum memberikan hasil positif soal bailout Yunani.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya pergerakan rupiah awal pekan ini karena pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa untuk membahas Yunani dalam The Economic and Financial Affairs Council (ECOFIN) meeting pada Senin (20/6) ini, diperkirakan pasar belum akan memberikan hasil yang positif. Karena itu, pergerakan rupiah juga akan terhambat.

Sebab, sebelum pertemuan tersebut digelar, belum ada sinyal apakah European Central Bank (ECB) akan mengalah mengikuti Jerman yang menginginkan keterlibatan swasta dalam bailout Yunani atau sebaliknya. Karena itu, propek bailout Yunani masih 'remang-remang'. "Rupiah akan konsolidasi dengan kecenderungan melemah dalam kisaran 8.560-8.590 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Memang, imbuh Firman, akhir pekan lalu ada pertemuan antara Kanselir Jerman Angela Dorothea Merkel dengan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang juga membahas Yunani. "Hanya saja, tidak ada hasil yang memuaskan," tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan beberapa rumor yang beredar, kesepakatan soal bailout negeri Para Dewa itu tidak akan tercapai awal Juli 2011. Yunani hanya mendapatkan dana bantuan tambahan sementara, tapi bukan bailout. Angkannya pun akan lebih kecil dari dana bailout. "Rumor tersebut, sedikit meredakan kepanikan pasar atas euro," timpalnya.

Tapi, dikatakan Firman, kalaupun melamah, mata uang Indonesia tidak akan melemah terlampau tajam. "Sebab, pada Rabu (22/6), investor global menghadapi keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang akan memicu pelemahan dolar AS dalam jangka panjang," paparnya.

Untuk jangka pendek, dia menegaskan, pelemlahan rupiah masih akan terlihat. Hanya saja, begitu masalah Yunani selesai seiring Eropa yang menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan krisis utang Yunani, investor akan fokus pada perbedaan yield ECB dan Federal Reserve (Fed).

Kondisi itu, ucap Firman, akan membuat euro menjadi atraktif. "Tapi, Selama krisis utang Yunani belum terselesaikan, setiap rally euro, akan diiringi profit taking sehingga berimbas negatif pada rupiah," timpalnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (17/6) ditutup menguat tipis 5 poin (0,05%) ke level 8.578/8.588 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar