Senin, 18 Juli 2011

Krisis Eropa masih menyengat rupiah

Krisis Eropa masih menyengat rupiah
JAKARTA. Pergerakan mata uang rupiah pagi ini melemah. Dengan demikian, keoknya mata uang Garuda ini sudah terjadi selama dua hari berturut-turut. Rupanya, kembali memuncaknya kecemasan akan krisis Eropa membuat tingkat permintaan aset-aset dengan yield tinggi di emerging market mengalami penurunan.

Asal tahu saja, pagi ini, indeks MSCI Asia Pacific mengalami kemerosotan setelah Presiden bank sentral Eropa Jean-Claude Trichet mengatakan ECB tidak akan menerima jaminan obligasi dari negara-negara yang mengalami default. Terkait permasalahan ini, pimpinan Eropa akan menggelar pertemuan khusus pada 21 Juli mendatang yang akan membicarakan mengenai permasalahan krisis Eropa.

"Seperti mata uang Asia lainnya, rupiah melemah karena sentimen utang Eropa. Pelemahan ini hanya sementara saja karena berhubungan dengan Eropa. Sedangkan fundamental Indonesia relatif kuat," jelas Mika Martumpal, currency analyst PT Bank Commonwealth di Jakarta kepada Bloomberg.

Catatan saja, pada pukul 08.50, rupiah melemah 0,1% menjadi 8.556 per dollar. Sepanjang tahun ini, rupiah sudah menguat sebesar 4,9%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar