Senin, 18 Juli 2011

Pilih Saham 'Lagging' Berfundamental Positif

INILAH.COM, Jakarta- Penguatan IHSG siang ini akan berlangsung hingga penutupan. Investor disarankan memilih saham yang secara teknikal tertinggal jauh namun positif fundamentalnya.

Pada sesi pertama perdagangan Senin (18/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 15,32 poin (0,38%) ke level 4.038,519. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 3,08 poin (0,43%) ke angka 716,255.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,444 miliar lembar saham, senilai Rp2,208 triliun dan frekuensi 63.709 kali. Sebanyak 124 saham menguat, sedangkan 90 saham melemah dan 94 saham stagnan.

Penguatan indeks sesi pertama juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp95,9 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp827,9 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp731,9 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung penguatan indeks. Aneka industri memimpin kenaikan 3,04%, disusul manufaktur 1,39%, properti 0,91%, konsumsi 0,64%, perkebunan 0,60%, perdagangan 0,57%, pertambangan 0,55% dan industri dasar 0,34%. Hanya sektor keuangan yang melemah 0,81% dan infrastruktur 0,08%.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan menguat. “Indeks berpeluang tembus 4.050 menuju level resistance 4.055 dan 3.995 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (18/7).

Penguatan indeks awal pekan ini menurutnya, dipicu oleh kekacauaan krisis utang di Uni Eropa dan kemelut batas atas utang AS. Pekan ini AS akan mem-voting kenaikan batas atas utangnya itu. “Kondisi itu, justru jadi keuntungan bagi indeks saham domestik,” ujarnya.

Pasalnya, ditegaskan Willy, buruknya sentimen Eropa dan AS justru memicu peralihan dana ke Indonesia. Akibatnya, pasar dalam negeri kebanjiran capital inflow baik dari investor institusi maupun individu. “Ini terbukti dengan besarnya net buy asing hingga di atas Rp213,7 miliar akhir pekan lalu,” papar Willy.

Menurutnya, investor asing melihat Indonesia sebagai ladang investasi yang sangat menguntungkan. Karena itu, bagi investor domestikpun berinvestasi saham masih sangat menjanjikan ke depannya. “Apalagi, secara politik pun, pasar Indonesia merupakan satu-satunya yang paling aman di Asia,” timpalnya.

Lihat saja, kata Willy, Malaysia secara politik belum ada kepastian apalagi dengan sistem keuangannya yang dikunci secara ketat. Begitu juga dengan Filipina dan Thailand yang masih bergejolak. Sementara itu, Korea Selatan masih bermasalah secara politik dengan Korea Utara. “Di Timur Tengah negara-negara Arab masih bergejolak terkait kudeta dan pemaksaan untuk turun presiden di negeri padang pasiritu,” ucapnya.

Adapun sektor saham yang jadi penggerak utama indeks hari ini adalah aneka industri yang dipimpin oleh PT Astra Internasional (ASII). Tapi, dalam situasi ini, Willy justru merekomendasikan positif saham-saham yang secara teknikal tertinggal jauh dan secara fundamental sangat positif seiring dengan laporan keuangan yang akan segera dirilis untuk kuartal II/2011.

Saham-saham pilihannya adalah PT Darma Henwa (DEWA), PT Bakrieland Development (ELTY), PT Polychem Indonesia (ADMG), PT Krakatau Steel (KRAS),PT Gajah Tunggal (GJTL), PT Sentul City (BKSL) dan PT Tunas Baru Lampung (TBLA). “Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut,” imbuh Willy.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar