Selasa, 12 Juli 2011

Pasar saham anjlok, rupiah tumbang untuk hari yang kedua

Pasar saham anjlok, rupiah tumbang untuk hari yang kedua
JAKARTA. Rupiah tumbang untuk hari yang kedua, setelah pasar saham anjlok karena cemas krisis utang akan menyebar ke negara dengan tingkat perekonomian terbesar di kawasan Eropa. Sentimen ini mengurangi permintaan terhadap aset negara berkembang.

Mata uang Garuda tertekan 0,6% ke level Rp 8.578 per dollar AS, hingga pukul 17.50 WIB. Indeks regional MSCI Asia Pasifik jatuh paling tajam setidaknya dalam sebulan terakhir, setelah imbal hasil utang Spanyol dan Italia naik ke level tertinggi satu dekade. IHSG tertekan 1%, yang merupakan penurunan terbesarnya sejak 16 Juni.

Bank sentral pun mempertahankan suku bunga di 6,75%, pada hari ini.

"Kekhawatiran di kawasan Euro telah kembali, dan sekarang orang-orang berbicara tentang kemungkinan Italia dalam masalah," kata Gundy Cahyadi, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp.

Hari ini, pemerintah gagal melelang obligasi syariah, karena investor meminta imbal hasil yang lebih tinggi dibanding yang ditawarkan pemerintah.

Sementara, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun jatuh untuk hari yang kedua. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik empat basis poin ke 7,32%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar