Selasa, 12 Juli 2011

Italia dan Spanyol Runtuhkan Keyakinan Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah mengikuti koreksi tajam IHSG. Keyakinan pasar runtuh setelah pertemuan Ecofin tidak memberikan upaya penyelamatan yang pasti atas krisis Italia dan Spanyol.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan tajam rupiah hari ini dipicu ketakutan pasar atas krisis utang Zona Euro yang mulai melebar ke Italia dan Spanyol. Padahal, Italia merupakan negara dengan perekonomian ketiga terbesar dan Spanyol keempat terbesar di Uni Eropa.

Kekhawatiran itu, lanjutnya, terjadi setelah pertemuan para menteri keuangan Uni Eropa pada The Economic and Financial Affairs Council (Ecofin), Senin (11/7) di Brussel. Pertemuan itu gagal memberikan penyelamatan yang bisa meyakinkan pasar.

Ecofin tidak memberikan rencana penyelamatan yang pasti atas kedua negara tersebut. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terlemahnya 8.579 dan terlemahnya 8.529 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selsa (12/7).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (12/7) ditutup melemah tajam 49 poin (0,57%) ke level 8.573/8.583 per dolar AS dari posisi kemarin 8.524/8.528.

Karena itu juga, ditegaskan Christian, kepercayaan investor runtuh seketika dengan melakukan peralihan aset-aset berisiko ke safe haven dolar AS. "Jika Italia dan Spayol bernasib buruk seperti Yunani, pasar melihat skenario terburuk karena terlalu besar untuk di-bailout (too big to fail)," ungkap Christian.

Dia menjelaskan, seiring stress test perbankan yang sedang berlangsung di Uni Eropa, pasar khawatir terjadi penyebaran krisis Uni Eropa ke sektor perbankan Italia dan Spanyol. "Padahal, sektor perbankanlah yang menopang perekonomian kedua negara itu," ucapnya.

Lalu, ditambahkan Christian, sebagai indikasi keyakinan pasar runtuh atas Italia dan Spanyol bisa dilihat dari melebarnya spread yield obligasi kedua negara itu yang meroket ke level tertinggi dalam sejarah. "Yield obligasi Italia dengan tenor 10 tahun naik sebesar 258 basis poin ke level 14% dan obligasi Spanyol naik tajam 300 basis poin," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat tajam terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,55% ke level 76,8. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke level US$1,3951 dari sebelumnya US$1,4046 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 57,57 poin (1,44%) ke level 3.938,015 dipicu oleh negatifnya sentimen pergerakan bursa regional. Menurutnya, rata-rata bursa regional turun di atas 1% bahkan beberapa bursa saham Eropa turun di atas 2% dan Hang Seng di Asia turun 3%.

Bursa regional, lanjutntya, mendapat sentiment negatif dari kekhawatiran pasar atas penyebaran krisis Utang Eropa ke Italia seiring stress test perbankan kawasan itu pekan ini. Pasar melihat, perbankan Italia tidak akan lulus dalam uji ketahanan perbankan itu dalam situasi ekonomi Eropa saat ini yang tidak kondusif karena krisis utang.

Pasar pun khawatir lembaga pemeringkat kembali men-downgrade Italia setelah sebelumnya rating utang dan perbankan Portugal yang di-downgrade. Akibatnya, lanjut Cece, pasar saat ini melakukan pola trading sell on rumors sehingga sektor perbankan Eropa rontok dan bursa sahamnya turun lebih dari 2%.

Untuk IHSG sendiri, level 3.955 berhasil ditembus. Artinya, indeks tak lagi dalam posisi aman. Apalagi, lanjut Cece, investor asing berposisi net sell hingga 231,1 miliar sehingga tidak bisa mempertahankan koreksi indeks lebih dalam. Padahal, jika indeks domestik, tidak turun ke bawah 3.955, IHSG masih oke sehingga berpeluang kembali rebound. “Sebaliknya, karena level 3.955 tembus ke bawah, sangat berbahaya karena bisa memicu koreksi lebih lanjut,” tandas Cece.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar