Selasa, 12 Juli 2011

Sesi Dua, Ada Potensi Pada Saham Terkait BI Rate

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi IHSG diperkirakan akan berlangsung hingga penutupan. Saham yang berpotensi reversal (balik arah) menguat disarankan, terutama yang berhubungan erat dengan BI rate.

Pada sesi pertama perdagangan Selasa (12/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 36,60 poin (0,92%) ke level 3.958,982. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,85 poin (1,11%) ke angka 701,113.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,960 miliar lembar saham, senilai Rp1,683 triliun dan frekuensi 63.509 kali. Sebanyak 61 saham menguat, sedangkan 151 saham melemah dan 76 saham stagnan.

Pelemahan indeks sesi pertama justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 30.4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp 629.1 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp 659.6 miliar.

Semua sektor saham kompak mendukung pelemahan indeks. Sektor perdagangan memimpin koreksi 1,38%, disusul keuangan 1,21%, pertambangan 1,20%, infrastruktur 0,99%, properti 0,88%, konsumsi 0,63%, manufaktur 0,43%, aneka industri 0,33%, industri dasar 0,27% dan perkebunan 0,25%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, indeks saham domestik akan melemah hingga penutupan sore nanti. Indeks akan mengarah ke level support 3.960 dan 3.997 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (12/7).

Pelemahan indeks hari ini dipicu oleh negatifnya sentimen pergerakan bursa regional.Menurutnya, rata-rata bursa regional turun di atas 1% bahkan beberapa bursa saham Eropa turun di atas 2%. “Bursa regional mendapat sentiment negatif dari kekhawatiran pasar atas penyebaran krisis Utang Eropa ke Italia seiring stress test perbankan kawasan itu pekan ini,” ujarnya.

Pasar melihat, lanjut Cece, perbankan Italia tidak akan lulus dalam uji ketahanan perbankan itu dalam situasi ekonomi Eropa saat ini yang tidak kondusif karena krisis utang. Pasar pun khawatir lembaga pemeringkat kembali men-downgrade Italia setelah sebelumnya rating utang dan perbankan Portugal yang di-downgrade.

Akibatnya, lanjut Cece, pasar saat ini melakukan pola trading sell on rumors sehingga sektor perbankan Eropa rontok dan bursa sahamnya turun lebih dari 2%. Untuk IHSG sendiri, selama level 3.955 tidak ditembus ke bawah, indeks masih dalam posisi aman. “Sebab, di kisaran 3.974 menandakan hanya koreksi 0,5%,” paparnya.

Apalagi, lanjut Cece, investor asing masih dalam posisi net buy yang bisa mempertahankan koreksi indeks lebih dalam. Dia berharap, indeks domestik, tidak turun ke bawah 3.955. Selama berada di atas level tersebut, IHSG masih oke sehingga berpeluang kembali rebound. “Sebaliknya, jika level 3.955 tembus ke bawah, sangat berbahaya karena bisa memicu koreksi lebih lanjut,” tandas Cece.

Dari dalam negeri, menurut Cece, market sebenarnya mendapat sentiment positif karena sedang menunggu keputusan BI rate yang diumumkan Bank Indonesia siang ini. Angkanya diperkirakan ditahan di level 6,75%. “Tapi, karena bursa regional kurang mendukung, diharapkan koreksi indeks tidak lebih dari 0,5%,” ungkapnya.

Dalam situasi ini, Cece merekomendasikan positif saham-saham yang berpotensi reversal (balik arah) menguat. Terutama pada saham-saham yang berhubungan erat dengan BI rate seperti konsumsi, perbankan dan properti. Setelah itu, direkomendasikan positif saham-saham di sektor batu bara. “Terutama pada saham-saham yang sebelumnya sudah tembus resistance dan sekarang sudah berada di level support,” paparnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), PT Sampoerna Agro (SGRO), PT Mayora Indah (MYOR), dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). Lalu, PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Danamon (BDMN) dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN).

Di sektor properti, PT Summarecon Agung (SMRA), PT Ciputra Development (CTRA) dan PT Ciputra Property (CTRP). Lalu, PT Indo Tambang Raya (ITMG), PT Resource Alam Indonesia (KKGI), PT Tambang Bukit Asam (PTBA) dan PT Adaro Energy (ADRO). “Saya rekomendasikan buy on support saham-saham tersebut,” imbuhnya.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar