Kamis, 22 September 2011

Anjlok 3,2%, rupiah terseret ke posisi terlemah dalam setahun

Anjlok 3,2%, rupiah terseret ke posisi terlemah dalam setahun
JAKARTA. Rupiah anjlok hingga menyentuh posisi terlemah dalam setahun terakhir. Mata uang Garuda ini tumbang hingga 3,2% ke posisi Rp 9.367 per dollar AS pada awal perdagangan hari ini. Ini merupakan level terlemahnya sejak Mei 2010.

Adapun, hingga pukul 10.08 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bergulir ke posisi 9.209.

Analis mata uang dari PT Commonwealth Bank Mika Martumpal menyebut, otot rupiah tertekan seiring jatuhnya pasar saham dan komoditas. Menurutnya, investor banyak melepas saham dan obligasi, kemudian beralih memegang dollar AS, sehingga rupiah tergerus.

"Pasar terpicu oleh risiko default Yunani, dan keputusan dari The Federal Reserves, semalam," jelasnya.

The Fed melalui pertemuan FOMC memutuskan untuk melaksanakan kebijakan operation twist. Itu artinya, bank sentral akan menjual kepemilikannya dalam obligasi pemerintah AS berjangka pendek, dan membeli obligasi jangka panjang.

Mika bilang, pasar membaca keputusan tersebut bakal berimbas pada naiknya yield dollar AS jangka pendek. Padahal spekulator dan investor membeli saham dan komoditas menggunakan suku bunga dollar jangka pendek, sehingga akan menyebabkan funding mereka jadi lebih mahal.
"Itu sebabnya pasar menjual saham dan komoditas, juga mata uang berisiko tinggi," ujarnya.

Mika memperkirakan, sepanjang tren global dollar AS masih bullish, dana saham memerah, rupiah akan tertekan, dan sulit untuk rebound. Dia memprediksi, pasangan USD/IDR akan bergulir di kisaran 9.000 - 9.300 sepanjang hari ini. Adapun, hingga akhir pekan ini, dia memproyeksi posisi resistance di 8.800 dan support di 9.400.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar