Kamis, 22 September 2011

BI: Dolar Masih di Bawah Rp 9.000

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menegaskan posisi nilai tukar dolar AS masih di bawah Rp 9.000 untuk kurs domestik. Namun BI mengakui kurs offshore terjadi perbedaan yang signifikan sehingga menembus Rp 9.300/US$. Perbedaan tersebut kini sedang dalam penyelidikan BI.

"BI masih mempelajari penyebab adanya perbedaan quotation antara pasar valas offshore dan onshore," jelas juru bicara BI Difi Johansyah kepada detikFinance, Kamis (22/9/2011).

Difi mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan imbas dari sentimen global yang juga menyebabkan pelemahan mata uang regional lainnya terjadap dolar AS.

"Rupiah masih terkena imbas sentimen global yang negatif yang juga dialami mata uang regional lainnya," tambah Difi.

Hingga siang ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar domestik terpantau kembali melemah ke level 9.045 per dolar AS, dibandingkan posisi pagi tadi di kisaran 8.950 per dolar AS. Namun pagi tadi, untuk Non Deliverable Forward (NDF) rupiah terhadap dolar AS sudah di posisi Rp 9.300.

NDF merupakan produk derivatif valas yang diperdagangkan secara over the counter. Pasar NDF menawarkan alat lindung nilai alternatif untuk investor asing yang memiliki eksposure mata uang lokal atau instrumen spekulatif bagi mereka untuk mengambil posisi offshore atas mata uang lokal.

Difi menjelaskan, ada perbedaan kuotasi kurs rupiah karena dua sumber data yang berbeda yakni onshore (domestik) dan offshore (LN). "Selama ini kurs dari kedua pasar ini jalan bareng, tapi khusus pagi ini ada perbedaan signifikan," jelas Difi.

Ia menegaskan, quote yg ada di pasar offshore belum tentu mencerminkan transaksi atau belum tentu mencerminkan transaksi karena lebih bersifat penawaran yang belum tentu diikuti transaksi riil.

"Kemungkinan pasar rupiah offshore dipengaruhi secara psikologis oleh kejatuhan Wall Street dan permasalahan di Eropa sehingga memaksa beberapa fund managers untuk menyesuaikan portofolio mereka untuk mitigasi risiko," tambahnya.

Yang pasti, tegas Difi, pasar valas domestik tetap stabil dan BI akan selalu menjaga kestabilan kurs rupiah dan akan berada di pasar.
(dru/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar