Kamis, 22 September 2011

Inilah Saatnya Investor Saham Belanja?

INILAH.COM, Jakarta - Terus menerus membicarakan kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang melelahkan. Tapi, apa boleh buat, itulah topik paling hangat dalam beberapa hari belakangan ini.

Maklum, penurunan indeks seperti tak pernah berhenti. Seperti yang terjadi pada Senin, Selasa dan Rabu (21/9) ini IHSG kembali mengalami penciutan sebesar 54,62 poin (1,46%) ke level 3.697,49. Sialnya, pelaku pasar percaya bahwa kejatuhan yang terjadi dalam beberapa hari ini bukan episode yang terakhir. Artinya, indek masih akan terkoreksi.

Masuk akal, memang. Soalnya, penanganan krisis utang di sejumlah negara di Eropa bukannya membuahkan hasil yang positif, tetapi justru semakin menakutkan. Keadaannya semakin mengkhawatirkan setelah Standar & Poor menurunkan rating utang Italia dari A+ menjadi A.

Penurunan rating terpaksa dilakukan menyusul perlambatan pertumbuhan ekonomi Italia, pemerintahan yang lemah, serta melonjaknya biaya utang. Penurunan rating itu membuat pelaku pasar semakin cemas. “Krisis ini akan terus menyebar. Mulanya Yunani, kemudian Italia, lalu ke Spanyol,” kata Belinda Allen, analis Colonial First State Global Asset Management.

Seperti yang terjadi ketika Standard & Poor menurunkan peringkat utang Amerika, dampak penurunan rating utang Italia pun langsung terasa di pasar modal. Selasa kemarin hampir sebagian besar bursa dunia, termasuk Bursa Efek Indonesia, mengalami penurunan indeks.

Indeks Nikkei Jepang misalnya, turun 1,61% menjadi 8.721,24. Sedang indeks S&P di Australia turun sebesar 1,01%. Longsor paling besar dialami bursa Filipina yang mencatat penurunan sebesar 2,05%. Indonesia cukup beruntung karena hanya mengalami penurunan indeks sebesar 0,08%.

Benar-benar mengerikan. Itu sebabnya, sejumlah analis wanti-wanti agar investor tetap ekstra waspada. Mereka menyarankan investor jangan sembarang masuk ke pasar kalau tak yakin terhadap fundamental emiten.

Tapi, seperti kata pepatah, selalu ada berkah di balik musibah. Ia memandang kejatuhan indeks sebagai saat yang tepat untuk bari investor jangka panjang untuk melakukan koleksi. “Setiap penurunan, pasti akan diikuti kenaikan,” kata seorang kepala riset. Kapan? [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar