Kamis, 22 September 2011

Fed Ingatkan Risiko Pelemahan Ekonomi AS, Wall Street Amburadul

New York - Bank Sentral AS (Federal Reserve/Fed) mengingatkan perekonomian AS menghadapi proyeksi ekonomi yang seram. Pernyataan tersebut langsung membuat bursa Wall Street merosot tajam hingga lebih dari 2%.

Saham-saham kembali mencatat penurunan terburuknya dalam 1 bulan terakhir setelah the Fed mengatakan ada risiko penurunan yang signifikan pada perekonomian AS meski mereka kemudian mengumumkan sejumlah langkah untuk mendorongnya.

The Fed mengatakan, perekonomian AS masih tetap tumbuh dengan lambat dan indikator-indikator terbaru mencatat berlanjutnya pelemahan pada kondisi pasar perburuhan secara keseluruhan dan tingkat pengangguran masih terus meningkat.

"Indikator-indikator terbaru menunjukkan terus berlanjutnya kondisi pasar tenaga kerja secara keseluruhan dan tingkat pengangguran masih terus meningkat. Ada risiko penurunan yang signifikan pada outlook ekonomi, termasuk ketegangan di pasar finansial global," ujar The Fed dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/9/2011).

"Itu mungkin pernyataan terbesar ketika dia (the Fed) mengatakan risiko penurunan signifikan. Mempertimbangkan kita talah melakukan lebih dari US$ 1 triliun dan belum menggerakkan jarum sama sekali," ujar Alan Valdes, direktur DME Securities yang mengacu kebijakan stimulus the Fed sebelumnya.

Hasil pertemuan Bank Sentral AS selama 2 hari juga memutuskan untuk program pembelian surat berharga senilai US$ 400 miliar untuk menekan tingkat suku bunga pinjaman. The Fed akan menjual surat utang pemerintah AS berjangka pendek untuk menukarnya dengan surat utang yang berjangka lebih panjang. Keputusan itu langsung membuat imbal hasil surat utang AS merosot ke titik terendahnya dalam 60 tahun.

Rencana US$ 400 miliar yang disebut sebagai "Operation Twist" itu justru membuat investor khawatir karena hanya memiliki dampak sedikit pada kredit di tengah perekonomian yang terlihat mengalami stagnasi. Investor kurang optimistis dibandingkan sejumlah kebijakan stimulus yang diluncurkan the Fed sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (21/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot hingga 283,82 poin (2,49%) ke level 11.124,84. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 35,33 poin (2,94%) ke level 1.166,76 dan Nasdaq merosot hingga 52,05 poin (2,01%) ke level 2.538,19.

Aksi jual meningkat seiring meningkatnya volume perdagangan pada jam-jam terakhir perdaganganm dengan saham-saham sektor perbankan dan asuransi memimpin penurunan. Saham asuransi merosot karena 'Operation Twist' itu bisa mengancam pendapatan sejumlah perusahaan asuransi besar dalam beberapa tahun ke depan.

Indeks Bank KBW tercatat merosot hingga 5,5% dan indeks asuransi KBW turun 5,2%. Saham Bank of America merosot 7,5% menjadi US$ 6,38 dan Prudential Financial Inc ambles 6,6% menjadi US$ 45,73.

Saham-saham sektor perbankan juga turun setelah Moody's menurunkan peringkat utang Bank of America Corp, Wells Fargo & Co dan Citigroup karena menilai pemerintah AS kurang nyaman setelah menyuntikkan dana ke perusahaan-perusahaan finansial itu.

Namun saham Hewlett-Packard Co justru melonjak hingga 6,6% menjadi US$ 23,96 setelah sebuah sumber mengatakan dewan perusahaan tersebut sedang mempertimbangkan pemecatan Chief Executive Officer Leo Apotheker setelah kurang lebih setahun memegang jabatan tersebut dan secara temporer menggantinya dengan mantan CEO eBay Meg Whitman.

Perdagangan berjalan sangat aktif dengan perdagangan di New York Stock Exchange mencapai 9,12 miliar lembar saham, di atas rata-rata harian yang sebesar 7,91 miliar.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar