Selasa, 13 September 2011

BI Yakin Bank RI 'Kebal' Krisis AS & Eropa

Jakarta - Bank Indonesia (BI) 'pede' sektor perbankan Indonesia masih aman dari potensi penularan krisis ekonomi yang melanda AS dan Eropa. BI memandang koneksi langsung perbankan Indonesia Eropa dan AS relatif cukup kecil.

"Hanya sekitar 3,13% dari total aset," ujar Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pegaturan Perbankan Bank Indonesia, Suhaedi dalam sebuah diskusi dengan CSIS di Kantor CSIS, Palmerah, Jakarta, Selasa (13/9/2011).

Sedangkan secara industri, Suhaedi mengatakan rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan cukup tahan jika terjadi kondisi gagal bayar atau default di AS dan Eropa.

"Jika terjadi 100% default, total eksposur luar negeri CAR perbankan turun sedikit tapi tetap di atas 16%," tegasnya.

Mayoritas eksposur luar negeri perbankan adalah pada negara-negara di Eropa, AS, Singapura, dan China. Perbankan Indonesia memiliki eksposur langsung yang lebih besar untuk portofolio dalam negeri, yakni sebesar Rp 638,3 triliun.

Per Juli 2011, data BI memperlihatkan CAR industri perbankan nasional sebesar 17,2%. Kinerja industri perbankan yang masih dalam kondisi bagus juga mendukung optimisme BI.

Menurut Suhaedi intermediasi melalui penyaluran kredit juga sangat positif. Kredit tumbuh tinggi 23,5% per Juli 2011 dan masih ada ruang untuk tumbuh lebih tinggi lagi. Dilihat dari jenis penggunaannya, kredit perbankan pun lebih mengarah ke sektor produktif.

Pada Juli 2011 pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) meningkat menjadi 25,3% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 23,8% (yoy). Kredit Investasi meningkat menjadi 21,9% (yoy) dari posisi bulan sebelumnya sebesar 20,8% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi melambat menjadi 21,9% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 23,2% (yoy).

"NPL risiko kredit kondisinya juga menggembirakan. Masih bisa dikelola pada level yang rendah. Rasio NPL sebesar 2,8% dan rasio NPL net sebesar 0,6% per Juli," pungkasnya.

"Secara umum perbankan kita masih kuat dari gejolak krisis global ini," imbuhnya.

(dru/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar