Selasa, 13 September 2011

Panik Yunani Berlanjut, Rupiah Tersungkur

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (13/9) ditutup melemah tajam 63 poin (0,73%) ke level 8.658/8.668 per dolar AS dari posisi kemarin 8.595/6.605.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Alberus Christian mengatakan, rupiah hari ini masih tertekan oleh penguatan dolar AS. Artinya, pasar masih melanjutkan sentimen kemarin. Meskipun, hari ini terjadi short covering sehingga pelemahan rupiah tertahan.

Tapi, ditegaskan Cristian, secara keseluruhan market masih diselimuti kekhawatiran kebangkrutan Yunani seiring dengan pelemahan euro ke titik terendahnya. "Secara umum, pasar masih cemas atas default Yunani," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (13/9).

Sementara itu, lanjut Christian, kabar terkait minat China untuk membeli obligasi Italia tidak banyak menolong pasar. Kabar ini hanya memicu short covering sementara. "Bank Central China mau coba mendongkrak keyakinan pasar dan Menteri Keuangan Italia menyatakan kemauannya untuk membeli surat-surat berharga Uni Eropa sehingga memicu short covering," papar Christian.

Hanya saja, ditegaskan Christian, secara keseluruhan rupiah masih tertekan. Meskipun, pemerintah Perancis dan Bank Sentralnya mengeluarkan statemen untuk mendukung sektor perbankan di Eropa. Pasar tetap khawatir kebangkrutan Yunani menyebar ke sektor perbankan. "Sebab, banyak perbankan di Eropa yang memegang eksposur ke Yunani," timpalnya.

Hingga saat ini, menurutnya, selama kepanikan pasar terhadap sektor perbankan belum mereda, aset-aset berisiko secara keseluruhan tertakan dan otomatis dolar AS menguat. "Dukungan Perancis terhadap perbankan Eropa diabaikan pasar. Sebab, pasar saat ini menginginkan action, bukan statemen-statemen," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS naik 0,23% ke level 77,48 dari sebelumnya 77,25. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,3615 dari sebelumnya US$1,3659 per euro," imbuh Christian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar