Kamis, 08 September 2011

Waspadai Beberapa Saham Jenuh Beli

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Awal perdagangan Kamis (8/9), bursa saham Indonesia dibuka menguat. Namun, ada beberapa saham yang sebaiknya dihindari karena sudah berada dalam posisi over bought.

Pengamat pasar modal Hendri Efendy menyarankan investor untuk menghindari saham batu bara hari ini. Terutama karena karena saham sektor ini sudah menguat cukup pesat kemarin.”Sell on strength saham-saham batubara karena sudah pada naik tinggi,” katanya kepada INILAH.COM.

Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (7/9) ditutup menguat tajam 111,46 poin (2,87%) ke level 4.001,433. Sektor pertambangan memimpin kenaikan, dengan menguat 4,19%.

Menurut Hendry, penguatan IHSG pada perdagangan kemarin didominasi saham-saham unggulan, salah satunya dari sektor tambang batu bara. Hal ini terjadi setelah ITMG bagi dividen interim, yang memicu munculnya kepercayaan diri dan minat atas sektor tambang batubara.

Apalagi harga spot batubara tidak turun banyak, meski harga minyak masih lanjutkan tren penurunan dan bertahan di kisaran US$80 - 90 per barel. “Stabilnya harga komoditas ini di level harga tinggi, didukung permintaan batu bara yang tidak terpengaruh oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia,”
paparnya.

Sementara Yuganur Wijanarko dari HD Capital menyarankan investor untuk melakukan penjualan atas beberapa emiten. Ia menilai, kondisi jenuh beli membayangi saham-saham unggulan yang sudah naik cukup pesat.

Salah satu emiten yang direkomendasikan jual adalah Charoen Pokphan (CPIN), emiten yang bergerak di pangan ayam dan produksi bibit yang intergrated. Yuga melihat, kenaikan yang terlalu tajam selama beberapa hari ini dan kondisi overbought (jenuh beli) dapat menimbulkan koreksi.

Terutama bila ada kenaikan untuk mencoba mencetak high baru diatas level Rp3.000. “Rekomendasi jual, dengan prediksi koreksi dapat mencapai Rp2.775, “katanya.

Yuga juga merekomendasikan jual Astra International (ASII). Menurutnya, kondisi jenuh beli overbought menandakan perlu diwaspadai potensi profit taking pada emiten ini. Sehingga, akan lebih bijak melakukan sell on strength dan menunggu koreksi untuk masuk kembali. “Rekomendasi jual dengan target koreksi dapat mencapai Rp70.300, “ujarnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar