Rabu, 02 November 2011

Wall Street tumbang terpicu kekhawatiran atas referendum Yunani

Wall Street tumbang terpicu kekhawatiran atas referendum Yunani
NEW YORK. Saham-saham yang diperdagangkan di Wall Street bertumbangan, semalam. Koreksi di bursa saham Amerika Serikat (AS) terpicu kekhwatiran rencana referendum yang dijanjikan Perdana Menteri George Papandreou bisa mengancam bailout Eropa.

Indeks Standard & Poor’s 500 anjlok 2,8% ke posisi 1.218,28 pada pukul 4 sore waktu New York. Bahkan, selama dua hari terakhir, indeks S&P terpangkas paling besar dalam sebulan ini, yaitu sebesar 5,2%. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average tergerus 2,5% ke level 11.657,96.

Semua sektor yang diperdagangkan di S&P 500 tergelincir, di mana tekanan terbesar terjadi pada sektor keuangan, energi dan industri, yang terkoreksi 3%. Saham perbankan berkapitalisasi besar, seperti Citigroup Inc. dan Morgan Stanley anjlok lebih dari 7,6%, setelah sektor perbankan di Eropa terperosok 6,2%.

Fitch Ratings menilai, referendum Yunani menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keuangan di kawasan Euro dan meningkatkan risiko kekacauan default. Juru bicara pemerintah Angelos Tolkas menyatakan, Papandreou akan melanjutkan rencana referendum terkait paket pembiayaan Yunani.

Pengumuman Papandreou juga mengancam KTT G20 di Perancis pada 3-4 November mendatang. Hari ini, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengadakan pembicaraan darurat di Yunani, dan menyerukan Eropa untuk menerapkan paket kebijakan yang diputuskan di Brussel pada pekan lalu. Dalam pernyataan bersama, mereka menegaskan, saat ini rencana yang dirancang untuk membantu Yunani dan menghindari meluasnya krisis utang lebih diperlukan dari sebelumnya.

"Itu membuat frustrasi. Bahaya dari referendum yaitu kemungkinan Yunani bisa berakhir pada kondisi gagal bayar utang. Eropa tidak menangani masalah mendasar. Mereka tidak memberikan negara-negara tersebut jalan keluar dari resesi," ujar David Kelly, chief market strategist dari JPMorgan Funds, di New York.

Selain isu Eropa, pasar saham kian tertekan setelah data indeks manufaktur China turun ke level terendah sejak Februari 2009. Di AS, industri manufaktur pada Oktober lalu bertumbuh lebih rendah dari perkiraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar