Rabu, 02 November 2011

Arah Jangka Menengah: IHSG di Atas 4.000

INILAH.COM, Jakarta – Meski turun 2,79% kemarin, arah jangka menengah IHSG tetap di atas 4.000. Tiga pertemuan pekan ini yakni G20, Feddan European Central Bank (ECB)jadi katalisnya.

Pada perdagangan Selasa (1/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 105,84 poin (2,79%) ke level 3.685,012. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 21,77 poin (3,22%) ke angka 653,806.

Pengamat pasar modal David Cornelismengatakan, IHSG telah mengalami pelemahan yang wajarsehingga tidak terlalu mengejutkan. Sebab, indeks sudah menguat dalam5 hari berturut-turut pada pekan lalusehingga wajarterjadi koreksi (profit taking).

Profit taking juga, menurut dia, akibat berita negatif yang susul-menyusul. Di antaranya,pengumuman Perdana MenteriYunani George Panadreou yang mengajukan referendum terhadap bailout.“Apabila hasil referendum menolakkebijakan Papandreouuntuk mereformasi ekonomi, Yunani berpotensi default,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (1/11).

Menurut David, dengan terpangkasnya bursa Yunani sebesar 6,8%, berita baik dari domestik seperti deflasi 0,12% (month to month) pada Oktober dan 4,42%(year on year) tidak mampu membalikkan keadaan. “Situasi itu, diperburuk lagi dari korporasi-korporasi besar yang mencatatkan pelemahan kinerja,” ujarnya.

Dia menyebutkan, Credit Suisse yang berencana mem-PHK 1.500 karyawanselain karena performa keuangan kuartal III yan gjuga buruk. Di sisi lain, market mendapat tekanan negatif dari bangkrutnya MF Global, serta Bank Danske yang melemah hingga 9% dengan kerugian US$71 juta. “Yang jadi harapan selanjutnya adalah hasil dari kelompok G20 yang akan melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)di Cannes Prancis 3-4 November,” paparnya.

Selain KTT, lanjut David, mata pelaku pasar juga tertuju pada pertemuan The Fed, Rabu (2/11) ini dan pertemuan Bank Sentral Eropa/European Central Bank (ECB) pada hari Kamis(3/11) besok.“Hasil pertemuan KTT yang sudah ke-14 kali di 2 tahun terakhir ini, pemimpin Uni Eropa berkomitmen siap menyuntik dana US$ 1,4 triliun,” tutur David.

Dana tersebut, akan digunakan sebagai modal bagi lembaga penyelamatan krisis Eropa. “Ya ini merupakan sentimen positif bagi investor. Sayangnya sudah terfaktorkan di pasar, jadi tidak memberi efek positif,” ucapnya.

Dia menilai, komitmen tersebut (hanyalah) merupakan sinyal awal, bahwa periode krisis mulai dapat ditangani dengan serius dan investor optimistis dan berekspektasi adanya pemulihan yang lebih cepat. “Kondisi itu, mendorong penguatan indeks saham, namun skema rincian mekanisme restrukturisasi belum ditentukan. Hal ini yang bisa menjadi 'bahan' untuk market mengalami koreksi minor saat ini,” ungkapnya.

Di atas semua itu, yang diharapkan dari 3 meetingpekan ini yakni G20, Feddan ECBadalah langkah awal untuk memulihkan kepercayaan para pelaku pasar. Karena itu, volatilitas di pasar bisa diredam atau fluktuasi tidak terlalu tinggidan memberi kepastian penindaklanjutan penangangan krisis Eropa,” beber David.

Menurutnya, para pemimpin G-20 harus mengambil langkah-langkah lanjutan implementasi yang lebih tepat dan konsolidasi antar negara yang lebih konkrit. “Goal meeting itu adalah keseimbangan anggaran 17 negara di Eropa dalam jangka pendekdan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah,” tandasnya.

Ia memperkirakan, IHSG masih berpotensi untuk menguat dalam ‘jangka menengah’ ke arah di atas 4.000 (kembali), menyusul komitmen dari para pemimpin negara Eropa dan dibantu Asia.Sementara itu, dari dalam negeri,indeks mendapat dukungan inflasi (Oktober deflasi0,12%).

Di sisi lain, suku bunga acuan masih relatif rendah, pertumbuhan ekonomi dan performa emiten mayoritas positif setelah kuartal III-2011ini.“Support jangka menengah IHSG di level 3.705 sudah ditembus ke bawahpada Selasa (1/11), sehingga support untuk pekan ini 3.590hingga 3.820,” ucapnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Aneka Tambang (ANTM), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bumi Resources (BUMI) PT International Nickel Indonesia (INCO), PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT Timah (TINS) dan PT United Tractor (UNTR). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuh David.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar