Rabu, 02 November 2011

Cermati Saham Unggulan di Tengah Koreksi

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia pada Rabu (2/11) berpeluang terkoreksi. Namun beberapa saham unggulan bisa jadi pilihan. Nico Omer Jonckheere dari Valbury Asia Securities mengatakan, IHSG hari ini akan bergerak relatif lebar di kisaran 3600 - 3822, "Range yang relatif lebar karena ketidakpastian yang tinggi di eksternal market, " ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, IHSG sulit untuk tembus level 3800 lagi, karena tidak ada perkembangan berarti di Eropa. Semua solusi yang disepakati di pertemuan UE pekan lalu , tidak jelas pembiayaannya dari mana. Untuk EFSF yang dinaikkan pagunya, akan berpotensi membuat negara-negara UE lain menghadapi kesulitan finansial," Bahkan Prancis bisa kehilangan rating AAA untuk credit ratingnya."

Sementara untuk biaya rekapitalisasi perbankan Eropa, jika ditempuh dengan penerbitan obligasi, maka investor akan meminta yield yang sangat tinggi. Hal ini karena kekhawatiran obligasi Eropa ini akan mengalami nasib yang sama dengan Greek Bond yang mengenakan hair cut 50% untuk menghindari default. Pasar keuangan dunia pun harapkan perkembangan positif di China. Tapi China juga menghadapi resiko hard landing dalam upanyanya mendinginkan ekonominya yang terus di atas 9%.

Resiko hard landing ini mengemuka karena China mendapat hantaman dari turunnya ekspor dari pasar utamanya Eropa dan China. "Sementara pertumbuhan dalam negeri harus segera direm, akibat bubble pasar properti China , yang dominan kontribusinya di domestic economy growth China," paparnya.

Nico melihat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat, dominan karena konsumsi domestik. Tapi RI tidak akan terhindarkan dari efek call margin investor asing. Adapun secara teknikal, level 3822 (fibonacci retracement 61.8), sebenarnya sudah pernah break , namun konfirmasi penembusannya tidak pernah kuat. Ini menyebabkan peluang untuk bergerak di atas 3822 sulit terealisasi jangka pendek ini.

Sementara dari indikator Elliot Wave, IHSG berpotensi menyelesaikan wave B, segera menuju wave C, jika level 3580 sebagai support pecah."Yang artinya masa koreksi indeks akan jauh lebih panjang dan dalam." Di tengah situasi ini, Nico merekomendasikan investor untuk Sell On Strength. "Kalau menuju ke wave C jangan akumulasi tapi trading Buy," imbuhnya. Ia pun menyarankan pasar untuk fokus ke saham unggulan. Pilihannya adalah BMRI, BBRI, INTP, ASII, UNTR. [Mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar