Kamis, 19 Mei 2011

Menanjak 19 Poin, IHSG Ukir Rekor Baru di 3.859


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 19 poin dan berhasil mengukir rekor baru di 3.859,810. Penguatan saham-saham bank memiliki andil paling besar dalam raihan rekor baru ini.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di posisi Rp 8.555 per dolar AS sama seperti penutupan kemarin.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG menguat tipis 11,424 poin (0,29%) ke level 3.851,633. IHSG terdorong sentimen positif Wall Street semalam serta bursa-bursa di Asia menyusul harga komoditas yang mulai membaik.

Indeks langsung melesat tinggi di awal perdagangan dan menyentuh level tertinggi di 3.867,268. Ini merupakan rekor intraday tertinggi yang pernah diraih IHSG.

Rekor intraday sebelumnya yang pernah diraih IHSG yaitu di level 3.849,300 tepat pada penutupan perdagangan Senin 2 Mei 2011 setelah ditutup naik 29,682 poin atau setara 0,77%.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik 16,148 poin (0,42%) ke level 3.856,357. Naiknya bursa dipimpin oleh penguatan saham-saham unggulan di sektor bank, diikuti oleh sektor komoditas, diantaranya tambang dan perkebunan.

Laju penguatan indeks sedikit tertahan oleh aksi ambil untung di perdagangan sesi II. Pasalnya, posisi indeks sudah cukup tinggi sehingga cukup membuat investor tergiur.

Menutup perdagangan, Kamis (19/5/2011), IHSG menanjak 19,601 poin (0,51%) ke level 3.859,810. Sementara Indeks LQ 45 naik 4,853 poin (0,70%) ke level 689,378.

Saham-saham yang punya andil besar dalam pencetakn rekor ini, indeks sektor finansial melesat sampai 1,32%. Empat sektor masih menahan laju penguatan bursa, yaitu konsumer, properti, infrastruktur dan perdagangan.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 56,510 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 130.649 kali pada volume 9,333 miliar lembar saham senilai Rp 8,11 triliun. Sebanyak 95 saham naik, 131 saham turun, dan 88 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed di sore hari ini, padahal tadi mayoritas masih menguat. Bursa China dan Jepang terkena koreksi tipis.

Bursa Jepang melemah akibat gempa dan tsunami plus krisis nuklir yang melanda Jepang pada 13 Maret lalu telah membuat negara tersebut terjun ke jurang resesi. Perekonomian Jepang tercatat kembali minus selama 2 triwulan berturut-turut.

Sementara bursa saham China melemah untuk pertama kalinya dalam 3 hari, dipimpin oleh pengembang properti dan produsen energi, seiring kekhawatiran bahwa bank sentral akan meningkatkan biaya pinjaman.

Berikut kondisi bursa-bursa regional di sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 13,03 poin (0,45%) ke level 2.859,74.
  • Indeks Hang Seng menguat 152,24 poin (0,66%) ke level 23.163,38.
  • Indeks Nikkei 225 terkoreksi 41,26 poin (0,43%) ke level 9.620,82.
  • Indeks Straits Times melesat 32,53 poin (1,04%) ke level 3.173,74.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.400 ke Rp 46.850, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.400 ke Rp 61.100, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 700 ke Rp 28.700, dan Lionmesh (LMSH) naik Rp 600 ke Rp 5.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 1.500 ke Rp 126.500, Multibreeder (MBAI) turun Rp 700 ke Rp 23.800, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 300 ke Rp 18.000, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 300 ke Rp 22.200.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar