Kamis, 19 Mei 2011

Sinyal The Fed pertahankan bunga rendah topang otot rupiah hingga sore ini

Sinyal The Fed pertahankan bunga rendah topang otot rupiah hingga sore ini
JAKARTA. Hingga sore ini rupiah melanjutkan penguatan hari keduanya. Sinyal Federal Reserves (The Fed) akan mempertahankan suku bunga di level rendah menguatkan otot rupiah. Harga obligasi pun naik.

Rupiah diperdagangkan di dekat level tertinggi tujuh tahun seiring menguatnya pasar saham lokal untuk hari yang kedua. Mata uang Garuda di pasar spot diperdagangkan menguat 0,1% ke level Rp 8.553 per dollar AS, pada 4.44 sore, di Jakarta. Sebelumnya, pada 11 Mei dan 12 Mei, rupiah menyentuh Rp 8.522 per dollar AS, level terkuat sejak Maret 2004.

Suku bunga acuan Indonesia di 6,75% lebih tinggi dibandingkan dengan maksimum 0,25% suku bunga AS. Sentimen The Fed menyebabkan imbal hasil aset Indonesia lebih menguntungkan dibanding Amerika Serikat.

Data Debt Management Office menyebutkan, kepemilikan asing di surat utang pemerintah Indonesia juga naik 1,5% dari akhir April lalu menjadiRp 224,69 triliun atau setara US$ 26,3 miliar per 16 Mei.

Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut, meningkatnya sentimen pada aset emerging market mendukung rupiah. "Laporan The Fed memberi petunjuk bakal memperpanjang kebijakan suku bunga rendah," ungkapnya.

Sementara, sore ini, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik untuk hari kedua. Imbal hasil obligasi yang jatuh tempo pada Juli 2021 turun sembilan basis poin menjadi 7,47%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar