Kamis, 19 Mei 2011

BUMI Bergerak Sempit, Long Term Buy!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju saham BUMI, Kamis (19/5) diprediksi bergerak sempit seiring kekhawatiran pasar atas koreksi lanjutan harga komoditas batu bara. Rekomendasi, beli untuk jangka panjang.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, potensi konsolidasinya saham PT Bumi Resources (BUMI) atau fluktuatif dalam kisaran sempit hari ini dipicu oleh tren harga batu bara dan harga minyak mentah dunia yang turun. Menurutnya, hingga saat ini belum bisa dipastikan di level berapa dua komoditas ini akan kembali rebound.

Koreksi harga komoditas dipicu oleh euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa) yang masih konsolidasi di level US$1,4270 per euro. Pasar menantikan rebound harga komoditas itu. BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp3.450 dan resistance Rp3.550,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (18/5) malam.

Pada perdagangan Rabu (18/5) saham BUMI ditutup menguat Rp25 (0,71%) jadi Rp3.500 dibandingkan sebelumnya Rp3.475. Harga intraday tertingginya mencapai Rp3.500 dan terendah Rp3.425. Volume transaksi mencapai 122,6 juta unit saham senilai Rp426,2 miliar dan frekuensi 1.969 kali.

Menurut Irwan, harga minyak mentah dunia saat ini konsolidasi di level US$97-98 per barel. Sementara itu, berdasarkan harga mingguan di New Castle, batu bara bertenger di level US$118,74 per metrik dari sebelumnya US$136. “Karena itu, hanya saham-saham yang tidak likuid yang naik sedangkan saham-saham likuid seperti BUMI hanya naik tipis,” ujarnya.

Dia menegaskan, investor khawatir harga komoditas akan kembali terkoreksi. Apalagi, pasca-tewasnya Pimpinan Alqaida Osama Bin Laden, pasar berspekulasi AS akan menarik pasukannya dari Timur Tengah. “Karena itu, dolar AS berpotensi menguat karena defisit fiskal AS akan berkurang,” paparnya.

Sesuai hukumnya, lanjut Irwan, pada saat dolar AS menguat, harga komoditas seperti batu bara, minyak dan emas akan melemah. Sebab, komoditas ditransaksikan dalam denominasi dolar AS. “Setelah Osama tewas semua harga komoditas terkoreksi setelah mencapai level tertingginya,” ungkap Irwan.

Karena itu, untuk pekan ini, saham sejuta umat ini pun akan konsolidasi. Jadi, pelaku pasar harus mencermati pergerakan euro terhadap dolar AS. Sebelum Osama tewas, euro mendekati US$1,500 per euro dan harga emas mencapai level tertingginya di level US$1,576 per troy ounce. “Pelemahan euro atas dolar AS berkorelasi positif dengan pelemahan harga komoditas,” ucapnya.

Irwan optimistis atas laporan kinerja saham BUMI untuk kuartal I/2011 yang positif. Karena itu, untuk kinerja semester I dan full year 2011 pun akan positif. Dia merekomendasikan buy saham BUMI untuk jangka panjang (long term buy). “Target harga saham BUMI di level Rp4.000 per saham akhir Juni 2011 saat window dressing semester I/2011,” imbuh Irwan. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar